BIAN di Manokwari Belum Maksimal, Dokter Spesialis Anak Beberkan Dampak Anak Tidak Imunisasi

BIAN di Manokwari Belum Maksimal, Dokter Spesialisasi Anak Beberkan Dampak Anak Tidak Imunisasi

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
Tribun PapuaBarat.com
Dokter spesialis anak di RSUD Manokwari, dr Maria Christina Mine Warme, Sp.A memaparkan sejumlah manfaat yang didapat anak karena imunisasi dalam BIAN tahun 2022. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kabupaten Manokwari belum berjalan maksimal. Sebab, tidak banyak orangtua yang berkenan anaknya diimunisasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen L. Rantetampang, menjelaskan, target BIAN tahun ini pemberian imunisasi kejar dan tambahan.

Imunisasi kejar diberikan bagi anak usia 12 sampai 59 bulan, yang tidak atau belum lengkap mendapatkan imunisasi OPV. Kemudian, imunisasi IPV dan imunisasi DPT-HB-Hib.

Selanjutnya, imunisasi tambahan berupa pemberian satu dosis, imunisasi campak-rubela secara massal tanpa memandang status imunisasi sebelumbya.

Baca juga: 10 Kabupaten di Papua Barat Pelayanan Publiknya Buruk (Zona Merah), Hanya Sorong Sudah Bagus

Baca juga: Kota Sorong Keluar dari Zona Merah Pelayanan Publik, Kini Sudah Lampaui Bandung

"Semua itu untuk anak sembilan bulan sampai kurang dari 12 tahun," ujarnya kepada TribunPapuaBarat.com.

Penjelasan Dokter Spesialis tentang Imunisasi

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari, dr Maria Christina Mine Warme mengatakan, imunisasi punya kaitan tidak langsung dengan stunting.

"Imunisasi punya kaitan tidak langsung dengan stunting. Anak yang tidak atau terlambat diimunisasi bisa saja terkena stunting," ujar dr Maria saat ditemui di ruangannya.

Ia menjelaskan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Akibatnya, anak mengalami gangguan pertumbuhan, yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Anak yang tidak atau terlalu lambat mendapat imunisasi membuat sistem imunnya lemah.

Akibatnya, anak rentan terkena penyakit. Pada kondisi itu, bisa dibarengi dengan gejala nafsu makan berkurang drastis.

Baca juga: Dokter Spesialis Anak Ini Beberkan 3 Kebutuhan Anak, Ajak Orangtua di Manokwari Ikut BIAN

Baca juga: Orangtua Jangan Sepelekan Imunisasi, Dokter Spesialis Anak RSUD Manokwari Beberkan Manfaat BIAN

Sehingga, asupan makanan ke dalam tubuh sang anak menjadi berkurang. Berisiko terhadap kondisi gizi anak, yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

"Kalau untuk mencegah stunting yah harus dimulai dari usia subur, hamil, hingga melahirkan, dengan asupan gizi yang baik untuk ibu. Supaya anak yang dilahirkan juga sehat," paparnya.

Setelah itu, anak terus diberi asupan nutrisi yang adekuat hingga usia sekolah, sambil dibarengi imunisasi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved