Tangis Putri Candrawathi saat Rapat Pembunuhan Brigadir J, Berikut Isu Skandal Sang Jenderal

Tangis Putri Candrawathi saat Rapat Pembunuhan Brigadir J, Berikut Isu Skandal Sang Jenderal yang diumbar mantan pengacara Bharada E

Editor: Jefri Susetio
Tribun PapuaBarat.com
Putri Candrawathi, istri mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo meneteskan air mata saat mendatangi Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Minggu (7/8/2022) malam. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Ronny Tapaessy, pengacara Bharada E menceritakan, suasana rapat kecil selama sekira 20 menit untuk merencanakan pembunuhan Brigadir J.

Rapat itu berlangsung di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Adapun eksekusi Brigadir J berada di kawasan Kompleks Polri, Duren III Jakarta Selatan. Jarak rumah pribadi dengan rumah dinas Ferdy Sambo sekitar 500 meter.

Baca juga: Mantan Jubir KPK Ini Yakin PDIP Usung Puan Jadi Capres 2024 Meski Elektabilitas Paling Rendah

Baca juga: Vera Simanjuntak Kekasih Brigadir J Kini Kurus, Mengurung Diri di Kamar, Enggan Diajak Bicara

"Jadi memang, ada proses waktu di lantai 3, ketika klien saya dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, bahwa ternyata memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua," ucap Ronny Talapessy dikutip dari YouTube TV One.

Ia menjelaskan, dalam rapat itu, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka RR dan Bharada E membahas skenario untuk menghabisi nyawa Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Rapat itu berlangsung sepulang Putri Candrawathi(PC) dan rombingan ajudan termasuk sopir Kuat Maruf pulang dari Magelang.

Rapat, menurut Ronny berlangsung sangat singkat bagi Bharada E. Ronny menyebut kliennya tanpa motif.

Dalam hal rapat persiapan eksekusi Brigadir J itu, Bharada E hanya menerima perintah eksekusi.

Ia tidak ikut dalam perbincangan perencanaannya.

Di dalam ruangan di lantai tiga itu ada Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Bripka Ricky Rizal (RR), sesama ajudan seperti Bharada E.

"Jadi perlu saya sampaikan, klien saya tidak berbicara, tetapi klien saya melihat bahwa ibu PC itu ada di ruangan lantai 3. Jadi pertemuannya itu Ibu PC, Pak FS, kemudian saudara RR. Kemudian yang terakhir dipanggil adalah Bharada E ini. Yang panggil itu saudara RR," ujar Ronny.

Bharada E tidak mengetahui banyak perangai kedua bosnya itu.

Namun dalam situasi pembahasan ekesekusi Brigadir J, ia melihat Putri Candrawathi menangis.

Sedangkan Ferdy Sambo dalam keadaan marah.

"Klien saya menyampaikan bahwa waktu kejadian itu Ibu PC dalam keadaan menangis. Kemudian Bapak FS ini dalam keadaan marah. Nanti detailnya, ini kan nanti menjadi pembelaan di pengadilan," beber Ronny.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved