Banjir Sorong

Banjir Sorong Mengakibatkan Banyak Sekolah di Libur, Penampakan Sekolah yang Tergenang

Banjir Sorong Mengakibatkan Banyak Sekolah di Kota Sorong Libur, Penampakan Sekolah yang Tergenang

Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Jefri Susetio

TRIBUNPAPUABARAT.COM, SORONG - Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kota Sorong mengakibatkan banyak sekolah terpaksa diliburkan Selasa (23/8/2022).

Satu di antara sekolah yang diliburkan itu Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Oikumene Yonif 752, Jalan Malibela, Kelurahan Klawalu, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong.

Berdasarkan pengamatan TribunPapuaBarat.com di lokasi, sekolah tersebut tergenang air setinggi 30 sentimeter.

Pelataran sekolah hingga ruang kelas kebanjiran sehingga aktivitas belajar mengajar tidak bisa dilakukan.

Baca juga: Cuaca Ekstrim Papua Barat Berakibat Harga Ikan Meroket, Nelayan Manokwari tak Bisa Melaut

Baca juga: Seorang Ibu dan Anaknya Tewas Tertimbun Longsor di Kota Sorong, Warga dan Polisi Berjuang Evakuasi

Banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah kawasan di Kota Sorong. Sehingga, membuat aktivitas warga lumpuh.

Selain itu, bencana banjir dan tanah longsor di Kota Sorong menelan korban jiwa.

Dua warga Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong tewas tertimbun tanah longsor.

Nur bersama Fhadil (9) anaknya meninggal dunia tertimbun tanah longsor.

Tatkala hujan deras mengguyur, Haryanto bersama Nur istrinya dan Fhadil anaknya sedang berada di rumah.

Akan tetapi, pada Selasa (23/8/2022) sekira pukul 00.00 WIT sampai 01.30 WIT tiba tiba terjadi tanah longsor.

Kala itu, Haryanto berhasil menyelamatkan diri tetapi istri dan anaknya tidak berhasil keluar dari rumah dengan cepat.

Setelah dilakukan proses evakuasi, Nur dan Fhadil dinyatakan meninggal dunia. Kini, jenazahnya sudah dievakuasi warga bersama personel kepolisian.

"Haryanto yang pertama kali didapat dalam keadaan selamat, hanya saja dia mengalami luka ringan," Kata Babhinkamtibmas Kelurahan Rufei, Bripka Jefri Yelimpo

Bripka Jefri Yelimpo menceritakan, dalam proses evakuasi dan pencarian korban bencana tanah longsor, terkendala dengan arus listrik.

Karena itu, Polsek Sorong Barat akhirnya meminta PLN untuk mematikan arus listrik agar proses evakuasi berjalan lancar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved