Jeritan Tukang Ojek dan Sopir Angkutan Umum di Manokwari di Tengah Isu Kenaikan Harga Pertalite

Isu nasional kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite beberapa hari terakhir, membuat resah sejumlah masyarakat Manokwari, Papua Barat.

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
ANTREAN - Pemandangan antrean Pertalite di SPBU Jalan Baru, Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Kamis, (26/8/2022). Antrean didominasi oleh tukang ojek dan sopir angkutan umum yang mengeluhkan isu kenaikan harga Pertalite. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Isu nasional kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite beberapa hari terakhir, membuat resah sejumlah masyarakat Manokwari, Papua Barat.

Diketahui, para ekonom memprediksi harga BBM bersubsidi jenis Pertalite akan naik, dari semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Seorang warga bernama Amri (42), mengatakan, rela mengantre pengisian Pertalite setiap harinya, pagi dan sore, di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Jalan Baru, Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Baca juga: Tarif Ojek Mahal di Manokwari, Mama Papua Penjual Sayur Minta Tolong Sayurnya tak Ditawar

Sebagai pengendara ojek, dia mengaku harga Pertalite tersebut, sangat membantunya dalam menjalani pekerjaannya sehari-hari.

"Saya kan juga pakai sewa motornya, lima puluh ribu per hari. Kalau isi pertalite sehari dua kali, bisa habis tiga puluh ribu saja. Kalau pakai Pertamax, berarti tong (kami) harus siap lima puluh ribu," kata dia kepada TribunPapuaBarat.com, Kamis (26/8/2022) pagi.

Padahal, rata-rata pemasukannya dalam sehari, hanya mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 150 ribu.

"Kalau harga Pertalite betul naik, kita susah sudah ini," ujar dia.

Baca juga: Pemkab Manokwari Bantah Adanya Kenaikan Tarif Ojek, Begini Penjelasan Lengkapnya

Amri mengaku, melewatkan banyak kesempatan untuk berkeliling mencari penumpang, lantaran harus lama mengantre di pom bensin.

"Di sini (SPBU Jalan Baru) kan mulai bukanya jam tujuh pagi, itu kita sudah mulai antre dari jam enam. Tapi kadang-kadang sementara antre, dong bilang pertalite habis. Jadi, tunggu lagi untuk pengisian berikut," ujar dia.

Seperti pantauan TribunPapuaBarat.com pada hari itu, panjang antrean pertalite di SPBU Jalan Baru, terukur menurut Google Maps, mencapai 800 meter.

Hal yang sama dikeluhkan seorang sopir angkutan umum lainnya, bernama Septinus (67).

Warga Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari itu, mengaku telah mendengar isu kenaikan Pertalite.

Sejak saat itu, ia mulai resah karena pekerjaannya mengantar penumpang dari area Satuan Permukiman (SP) ke pusat Kota Manokwari, dan sebaliknya, sangat bergantung dari pengisian Pertalite.

"Saya isi 300 ribu untuk satu minggu. Saya turun dari Warmare itu jam satu subuh untuk antre Pertalite di sini (SPBU Jalan Baru). Nanti dapatnya sekitar jam 10 pagi, sering juga tong tidak dapat, karena Pertalite habis," tutur dia.

Baca juga: Tak Mampu Bayar Motor dan Kos, Oknum Ojek di Manokwari Nekat Curi Barang Penumpang

Jika tak kebagian pengisian pertalite, ia terpaksa beralih ke Pertamax seharga Rp 12.750 per liter.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved