Berita Manokwari
Sosok Justinus Serang, Anak Papua di Balik Sukses Simulator Barapen, Raih Emas Sains Internasional
Putra asli daerah Bintuni dan Merauke itu adalah satu dari lima siswa Papua Barat yang berhasil memboyong medali emas dari World Science Environment
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Di balik suksesnya permesinan dan prosedur simulator barapen atau tradisi bakar batu, yang dipamerkan di kancah internasional oleh peneliti muda Papua Barat, ada sosok Justinus Marcos Serang.
Putra asli daerah Bintuni dan Merauke itu adalah satu dari lima siswa Papua Barat yang berhasil memboyong medali emas dari World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC), 18 Juli 2022 di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
Satu lagi, Justinus Marcos Serangmeraih medali emas kategori Applied Life Science dari World Invention Competition and Exibition (WICE) di Malaysia pada 26-30 September 2022.
Siswa kelas XII IPA SMA Katolik Villanova Manokwari itu, ternyata memiliki segudang prestasi sejak usia dini.
Pemuda kelahiran Jakarta, 10 November 2004, itu merupakan anak pertama dari dua bersaudara, pasangan suami istri, Alloysius Serang dan Els Tieneke Rieke Katmo.
Ayah Justinus Marcos Serang pernah bekerja sebagai Human Resources (HR) di LNG Tangguh milik British Petroleum (BP) di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Baca juga: Profil Sarah Simanjuntak, Bawa Papua Barat Raih Emas di Sains Internasional, Angkat Tradisi Barapen
Remaja putra penyuka bola basket itu juga berprestasi di Australia.
Ia sempat berpindah-pindah sekolah semasa SD, mulai dari kelas satu di SD YPK Yoka Baru Jayapura, kelas 2 di Semarang, kelas tiga sampai lima di SD 02 Amban, Manokwari.
Sang ibu, dosen fakultas pertanian Universitas Papua, melanjutkan pendidikan doktor di Flinders University Adelaide, Australia.
Remaja yang akrab disapa Senov dan adik lelakinya, ikut diboyong sang ibu ke Australia.
Juara Kompetisi Robocop di Australia
Lelaki yang bercita-cita menjadi diplomat itu, lantas melanjutkan pendidikan di Bellevue Heights Primary School Australia, hingga lulus pada 2017.
Tak mudah baginya beradaptasi dengan lingkungan asing dan berbahas bahasa Inggris dengan para penutur asli.
"Sa (saya) ingat betul kata pertama bahasa Inggris, yang sa punya mama ajar ke sa itu borrow yang artinya pinjam. Cuma butuh waktu satu minggu sampai sa bisa lancar omong dengan teman-teman," ujarnya saat ditemui TribunPapuaBarat.com, Selasa (11/10/2022).
Seiring menikmati masa belajarnya di Australia, di tahun akhir sekolah dasar, Senov pun berkesempatan unjuk gigi di kompetisi Robocop di Adelaide.
Baca juga: Profil Kezia Busthan, Siswa Papua Barat Peraih Medali Emas Sains Internasional, Terinspirasi Habibie