Berita Manokwari
Sosok Justinus Serang, Anak Papua di Balik Sukses Simulator Barapen, Raih Emas Sains Internasional
Putra asli daerah Bintuni dan Merauke itu adalah satu dari lima siswa Papua Barat yang berhasil memboyong medali emas dari World Science Environment
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Dalam timnya, remaja putra yang pernah terpikir menjadi prajurit TNI Angkatan Udara itu, berperan dalam merakit dan memasang sensor pada robot.
Mengusung konsep dan desain robot penyelamat, mengantar tim Senov menjuarai kompetisi robocop tingkat negara bagian Australia Selatan. Sampai berlenggang di ajang kompetisi robokop setingkat provinsi di Melbourne, Australia.
"Tong (kita) desain robot yang bisa ikut jalur evakuasi, lalu di titik objek yang kita lingkari pakai aluminium foil, pantulan cahayanya terbaca di sensor, makanya robot bisa menyelamatkan korban yang terperangkap itu," urai Senov.
Sempat Ditolak di SMP Manokwari
Sekembali dari Australia, Senov kesulitan mendaftar di SMP se-Manokwari.
Pihak sekolah yang ia coba daftar menolak dengan dalih ijazah luar negeri mesti disetarakan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Di tengah kebingunganya saat itu, Senov ditawari pastor misionaris Augustin (OSA) yang berasal dari Belanda, Pater Anton Bartolomeus Maria Tromp, OSA untuk bersekolah di SMP Katolik Villanova di Maripi, Manokwari.
"Saya bersyukur sekali. Makanya saat lulus SMP tahun 2020, saya lanjut lagi di SMA Katolik Villanova. Medali emas kompetisi sains internasional ini, sa anggap sa punya balas budi untuk sekolah," ujarnya.
Akan lulus SMA tahun depan, Senov sudah memiliki kampus impian, yakni di Geneva School of Diplomacy and International Relations, Swiss.
"Sa berasal dari keluarga fighter (pejuang). Sa pu (punya) mama selalu pesan 'always aim higher' (selalu punya impian tinggi), jadi itu yang sa ingat," kata Senov.