KMAN VI di Jayapura Papua
Yayasan Madani Berkelanjutan: Perubahan Iklim Mengancam Masyarakat Adat
Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan, Nadia Hadad saat memberikan sambutan sarasehan Kongres Masyarakat Adat Nasional (KMAN) VI.
Penulis: Libertus Manik Allo | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM, JAYAPURA - Saat ini bumi sedang mengalami anomali cuaca. Hal itu disebabkan karena terjadinya perubahan iklim akibat emisi karbon.
Dampak dari itu, sering terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan, Nadia Hadad saat memberikan sambutan sarasehan Kongres Masyarakat Adat Nasional (KMAN) VI, di Kampung Tahima Soroma Kayo Pulo, pada Selasa (25/10/2022) siang.
Ia mengatakan, masyarakat adat yang paling merasakan dampak daripada perubahan iklim.
Baca juga: Pj Wali Kota Jayapura Promosi Wisata Port Numbay pada Peserta Sarasehan Kampung Enggros
"Kalau kita sekarang mengalami anomali cuaca yang terjadi karena perubahan iklim. Ada banjir longsor dan bencana alam lainnya. Dan karena itu dengan adanya bancana ini siapa yang paling kena dampaknya adalah masyarakat adat," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, masyarakat adat masih dapat mengendalikan perubahan iklim yang saat ini terjadi.
"Masyarakat adat dengan kearifan lokal, pengetahuan budayanya dan cara berinteraksi dengan alam itu yang bisa buat mereka bertahan dalam kearifan lokal," ujarnya.
"Sudah terbukti masyarakat adat dapat menjaga laut alam itu karena pengetahuan," sambungnya.
Baca juga: Siswa SMP Negeri 1 Kota Jayapura Tampilkan Tari Pangkur Sagu di Sarasehan KMAN VI, Ini Maknanya
Menurutnya, setiap masyarakat adat nusantara memiliki persoalan perbuhan iklim yang berbeda-beda.
Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat adat nusantara mendesak pemerintah agar melihat persoalan perubahan iklim yang sedang terjadi.
Meskipun demikian, sambung dia, Presiden telah mengularkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon.
"Bahkan sudah ada peraturan menterinya tentang tata laksana perdagangan karbon," bebernya.
Baca juga: Sarasehan di Kayo Pulau Jayapura Disebut Termegah, Nadia Hadad: Saya Terharu Sekali
Ditambahkannya, 70 persen hutan yang ada di Indonesia dijaga oleh masyarakat adat.
"Yang tak kalah penting bagaimana kita bisa merubah transisi energi yang lebih ramah lingkungan," pungkasnya. (*)

:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Ilustrasi-penemuan-mayat-dan-pembunuhan.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Oknum-polisi-iseng-menembakkan-pelontar-gas-air-mata.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Gedung-Mahkamah-Konstitusi-MK-di-Jalan-Medan-Merdeka-Barat.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Piet-Bukorsyom-berkoordinasi-dan-berkonsultasi-dengan-Otoritas-Jasa-Keuangan-OJK-Papua.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/warga-Papua-Nugini-terancam-hukuman-20-tahun-penjara.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Komisi-Pemilihan-Umum-KPU-RI-merancang-maksimal-300-pemilih-per-TPS.jpg)