KMAN VI di Jayapura Papua
Profil Mina Susana Setra, 23 Tahun Berjuang bagi Masyarakat Adat
Mina Susana Setra merupakan satu diantara 10 sosok yang sempat mencalonkan diri Sekertaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
Penulis: Libertus Manik Allo | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM, SENTANI - Mina Susana Setra merupakan satu diantara 10 sosok yang sempat mencalonkan diri Sekertaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) periode 2022-2027.
Meskipun, forum kembali mengamanahi Rukka Sombolinggi yang kembali terpilih sebagai Sekjen AMAN periode 2022-2027 pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI, di Stadion Barnabas Youwe Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, Sabtu (29/10/2022) malam.
Kiprah Mina Susana Setra pada isu masyarakat adat di Indonesia tak perlu diragukan.
Mina Susana Setra merupakan tokoh perempuan adat Dayak Pompakng, Kalimantan Barat.
Baca juga: Rukka Sombolinggi, Perempuan Berdarah Toraja Terpilih Kembali jadi Sekjen AMAN Periode 2022-2027
Pada periode sebelumnya, Mina Susana Setra menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) AMAN Bidang Sosial Budaya.
Mina Susana Setra bergabung dengan AMAN sejak AMAN dideklarasikan pada 17 Maret 1997.
Selama 23 tahun, Mina Susana Setra telah bekerja pada isu-isu adat lokal, nasional dan internasional.
Selain itu, ketika ia menjabat Deputi Bidang Advokasi, Hukum dan Politik, AMAN, Mina Sentra memenangkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.35/2012 tentang Hutan Adat sebagai bukan hutan negara.
Perempuan yang akrab disapa Ibu Setra ini, juga merupakan Co-Chair Global Dedicated Grant Mechanism (DGM) di bawah Forest Investment Program (FIP) Bank Dunia.
Baca juga: Tuan Rumah KMAN VII Tahun 2027 Pasca di Jayapura Papua, Ini Keputusannya
Program hibah inovatif sebesar USD 50 juta untuk memerangi hilangnya hutan dengan menempatkan desain proyek dan keputusan pendanaan di tangan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (IPLC) di 14 negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Pembina Badan Registrasi Wilayah Leluhur (BRWA), sebuah lembaga tempat masyarakat adat dapat mendaftarkan peta wilayahnya, yang saat ini telah mencapai 9,3 juta hektar dari seluruh Indonesia.
Ibu Setra telah aktif terlibat dalam berbagai forum internasional terkait perubahan iklim dan hutan seperti UNFCCC COP, UNREDD Policy Board, Forest Investment Program, Oslo REDD Partnership, Global Landscape Forum, dan lain-lain.
Menurutnya, persoalan urgen yang saat ini tengah dihadapi masyarakat adat adalah perlindungan atas wilayah adat.
"Dan itu dari pondasi utama untuk masyarakat adat," pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Mina-Susana-Setra-AMAN.jpg)