Hasil Survei Partai SMRC Terbaru, Pencalonan Ganjar di Capres 2024 Pengaruhi Suara Kritis PDIP
Berikut hasil survei elektabilitas PDIP, pasca pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden yang maju Pilpres 2024.
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Berikut hasil survei elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pasca pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden yang maju Pilpres 2024.
Ini paparan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Elektabilitas Partai pasca Deklarasi Capres PDIP’ yang dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Selasa (2/5).
Dalam hasilnya, ternyata pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung oleh PDIP menaikkan suara partai tersebut di kalangan pemilih kritis.
Baca juga: PDIP Usung Ganjar Pranowo Jadi Capres, PSI Papua Barat Tunggu Instruksi
Dalam presentasinya, Deni menunjukkan bahwa dalam survei pada pemilih kritis, 25-28 April 2023, PDIP mendapat dukungan paling tinggi, 19,9 persen; selanjutnya Gerindra 12,4 persen; Golkar 9,3 persen; Demokrat 6,5 persen; PKS 6.1 persen; PKB 5,5 persen; dan Nasdem 3,6 persen.
Sementara partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 3 persen. Masih ada 30,3 persen yang belum menentukan pilihan.
Deni menjelasnkan bahwa dukungan pada PDIP di kalangan pemilih kritis pasca keputusan calon presiden cenderung naik, dari 16,1 persen dalam survei 18-19 April 2023 menjadi 19,9 persen dalam survei 25-28 April 2023. Kenaikannya sekitar 3,8 persen.
Sementara dalam kurun waktu yang sama, dukungan kepada partai-partai lain tidak mengalami perubahan berarti (perubahan di bawah 2 persen).
Ini, menurut Deni, menunjukkan pencalonan Ganjar sebagai presiden oleh PDIP memiliki dampak elektoral yang positif pada partai tersebut.
Keputusan PDIP mencalonkan Ganjar sebagai capres tampaknya berdampak positif terhadap PDIP.
“Setelah mengalami tren yang menurun, elektabilitas PDIP di kelompok pemilih kritis menguat pasca pencalonan Ganjar,” simpul Deni.

Deni melanjutkan bahwa secara umum peta dukungan pada partai dibanding hasil pemilu 2019 terlihat tidak banyak berubah.
PDIP masih berada di posisi teratas, disusul Gerindra dan Golkar.
Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
DPR Papua Barat Tetapkan RPJMD 2025–2029 Jadi Perda, Fraksi PDIP Tolak Mekanisme Penetapan |
![]() |
---|
Setelah 26 Tahun Pimpin PDIP, Megawati Kembali Dikukuhkan Jadi Ketum |
![]() |
---|
Berikut Penjelasan Markus Waran Soal Peluang Dirinya Maju Pilgub Papua Barat 2029 |
![]() |
---|
Sinyal Pertemuan Megawati dan Prabowo Menguat, Ini Respons Politisi PDIP dan Gerindra |
![]() |
---|
Pertegas Instruksi Ketum, Markus Waran: Bupati se Papua Barat Tak Patuh Silahkan Mundur dari PDIP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.