Hadiri Pameran UMKM GBBI-GBWI, Yohanis Momot Promosi Noken Anggrek: Bangga Lestarikan Budaya
Yohanis Momot menyebut perajut dan pengguna noken anggrek kian sulit ditemukan di tengah era modernisasi yang pesat, termasuk di Provinsi Papua Barat
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Hari pertama gelaran harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Gerakan Nasional Bangga Wisata Indonesia (GBWI) Papua Barat 2023, disesaki para pejabat dan ASN Pemprov Papua Barat, Senin (8/10/2023).
Di antara pejabat yang hadir secara langsung di Lapangan Borarsi, lokasi puluhan stan UMKM unggulan Papua Barat berbanjar, ada Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) PUPR Papua Barat, Yohanis Momot.
Pantauan TribunPapuaBarat.com, Yohanis Momot dan pejabat eselon II lain Pemprov Papua Barat, lebih dulu mengunjungi stan Rumah Noken Arfak Perkasa.
Di antara ragam noken, Yohanis Momot mengalungkan di lehernya noken kuning berbahan kulit batang anggrek seharga jutaan rupiah.
“Daripada kita mengenakan tas produk luar Papua, lebih baik menggunakan noken, tas tradisional kita (Papua). Kalau bukan kita yang lestarikan budaya ini, siapa lagi?” kata Yohanis Momot kepada TribunPapuaBarat.com.
Baca juga: Dinas PUPR Papua Barat Kucurkan Hampir Rp 30 Miliar Perbaikan Jalan Dalam Kota di Pegunungan Arfak
Ia menilai, perajut maupun pengguna noken anggrek kian sulit ditemukan di tengah era modernisasi yang pesat, termasuk di Provinsi Papua Barat.
Karena itu, dalam momen GBBI ini, Plt Kadis PUPR Papua Barat mengajak tiap lapisan masyarakat untuk memopulerkan pemakaian noken.
Yohanis pun mengakui, dalam tiap kesempatan perjalanan dinas ke luar daerah, ia terbiasa mengenakan noken.
“Sekalian promosi ke saudara-saudara kita di luar,” ujar Yohanis Momot.
Selain praktis, ucapnya, noken juga multifungsi, sehingga dapat menyimpan banyak barang bawaan tetapi tetap bisa tampil modis.
Baca juga: Lapas Manokwari Siap Tingkatkan Produksi Noken Jika Pemkab Manokwari Bersedia Beli
Perajut noken dari Rumah Noken Arfak Perkasa, Merry Iyai (35) mengaku, bersyukur karena noken rajutannya dilirik para kepala dinas Pemprov Papua Barat.
Merry Iyai mengaku, kulit batang anggrek dipesan langsung dari Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Selain bahannya yang langka, proses merajut noken anggrek juga membutuhkan keterampilan tingkat tinggi.
Tak heran, jika harga jual satu noken anggrek berkisar dari satu juta hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran noken.
“Senang sekali, karena selama tong (kita) ikut pameran UMKM, baru kali ini tong punya noken habis dalam waktu cepat, termasuk yang dari kulit batang anggrek ini,” kata Merry Iyai semringah.
| Bupati Hermus Indou Beberkan Agenda Wapres Gibran dan Selvi Ananda di Manokwari |
|
|---|
| Prof Hugo Warami Targetkan Kampus UNIPA Terakreditasi Unggul pada 2026 |
|
|---|
| Bupati Hermus Indou: Kehadiran Wapres Gibran Hadiah Istimewa HUT ke-127 Manokwari |
|
|---|
| Daftar Harga BBM Pertamina per November 2025 di Papua Barat hingga Papua Pegunungan |
|
|---|
| Mahasiswa Fakfak di Sulut Layangkan 5 Tuntutan Soal Beasiswa 1.000 Mahasiswa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Yohanis-Momot-bersama-pimpinan-OPD-lainnya-mengenakan-noken-berbahan-kulit-kayu.jpg)