Berita Teluk Wondama
Rumput Laut Jadi Sumber Perekonomian Masyarakat Rumberpon Teluk Wondama Kala Laut Bergelora
Ia mengatakan, saat ini masyarakat Rumberpon kian memacu produksi rumput laut seiring harga jualnya meningkat.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, TELUK WONDAMA – Masyarakat Pulau Rumberpon dan sekitarnya, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat menaruh tumpuan ekonominya pada budidaya rumput laut.
Seorang petani rumput laut di Kampung Yemberkiri, Usal Kaikatui (27) mengatakan, mata pencaharian 90 persen masyarakat Rumberpon adalah nelayan.
Perairan Rumberpon dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Pulau Nusrowi terkenal berlimpah hasil laut, seperti ikan dan lobster.
Baca juga: Disbudpar Papua Barat Usulkan Kampung Nusrowi dan Kwauw Ikut Anugerah Desa Wisata 2023
Baca juga: Dasar Laut Pulau Nusrowi Laiknya Raja Ampat, Pemerintah Diharapkan Masifkan Promosi ke Publik
Namun, di saat gelombang laut berkecamuk pada Juli dan Agustus, budidaya rumput laut menjadi pertahanan ekonomi masyarakat Rumberpon.
Di Kampung Yembekiri, Distrik Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama, ada 20 kelompok petani rumput laut. Satu kelompok bisa terdiri dari 20 petani rumput laut.
“Tong (kita) tidak pergi cari ikan. Jadi, tong berharap penghasilan dari rumput laut,” ungkap Usal Kaikatui kepada TribunPapuaBarat.com di Kampung Yembekiri, Distrik Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama, Minggu (30/7/2023).
Ia mengatakan, saat ini masyarakat Rumberpon kian memacu produksi rumput laut seiring harga jualnya meningkat.
Pada awal Maret 2023, harga jual rumput laut kering mencapai Rp 12 ribu per kilogram (kg).
Sedangkan rumput laut segar atau basah dibeli para penadah dari petani rumput laut dengan harga Rp 10 ribu per kg.
“Dulu hanya enam ribu per kilo. Sekarang harga su bagus, jadi tong semakin semangat,” ujar Ketua PAM Jemaat Ora Et Labora Klasis Rumberpon itu.
Ia menyebut, masyarakat di ketujuh kampung Distrik Rumberpon akan menimbang hasil rumput lautnya di masing-masing kampung.
Kemudian akan dikumpulkan kepada seorang penadah di Kampung Yembekiri yaitu Filipus Kaikatui.
Rumput laut kering yang dijemur 2-3 hari akan disimpan di gudang penyimpanan di Pulau Nusrowi.
Ketika mencapai lebih dari lima ton, ucapnya, kapal pengangkut dari Manokwari akan membawa rumput laut dari Rumberpon untuk dijual ke daerah lain di Papua Barat.
“Tong dengar-dengar, katanya rumput laut juga diekspor ke luar negeri,” ucapnya semringah.
Ia meyebut, rumput laut sudah bisa dipanen ketika berusia satu bulan sejak ditanam.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.