Pemprov Papua Barat

Paulus Waterpauw Segera Bentuk Satgas Penanggulangan Dampak El Nino

Rimbawan agar memitigasi dampak El Nino dengan cara memantau secara intensif wilayah hutan.

TribunPapuaBarat.com/Rachmat Julaini
Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw memerintahkan Pj Sekda Jacob Fonataba membentuk satgas penanggulangan El Nino. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw menginstruksikan Pj Sekda Jacob Fonataba membentuk satuan tugas (Satgas) penanggulangan dampak El Nino.

Fenomena El Nino merupakan pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

BMKG memprediksi fenomena El Nino di Indonesia akan terjadi hingga awal 2024.

Baca juga: Paulus Waterpauw: Masyarakat Harus Hadapi El Nino dengan Manfaatkan Lahan Tidur

Baca juga: Paulus Waterpauw Imbau Masyarakat Fakfak Waspada El Nino

Dampak El Nino ialah penurunan curah hujan, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, gagal panen dan kekurangan air bersih.
"Perlu langkah antisipasi yaitu identifikasi dan pemetaan wilayah terdampak El Nino. Buat zona merah, kuning dan hijau," kata Jacob Fonataba membacakan sambutan Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw di Billy Jaya Hotel, Manokwari, Kamis (31/8/2023).

Ia mengungkapkan, Pj Gubernur Papua Barat berpesan kepada para Rimbawan agar memitigasi dampak El Nino dengan cara memantau secara intensif wilayah hutan.

Luas wilayah hutan di Papua Barat setelah pemekaran DOB Papua Barat Daya sebesar 6.189.903 hektar atau setara 87,3 persen dari luas wilayah.

"Melestarikan dan menjaga kawasan hutan sebagai sumber air," ujarnya.

Menurut dia, dampak fenomena El Nino di Manokwari sudah mulai terasa.

Seperti debit air di beberapa tempat kian menurun.

Khususnya para Polisi Hutan di Papua Barat, ucapnya, diharapkan memperketat pengawasan hutan agar terhindar dari eksploitasi dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menanggapi itu, Plt Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat Jimmy W. Susanto mengaku, telah dibentuk Satgas Karhutla.

Operasionalnya sudah berjalan dua tahun terakhir yang melibatkan Dinas Kehutanan, UPT KLHK, BPBD, Kejaksaan Tinggi Papah Barat dan sektor terkait lainnya.

"Selama ini kita sudah saling berkoordinasi. Dengan pembentukan Satgas penanggulangan dampak El Nino, jadi lebih melegitimasi upaya ini," urainya.

Ia mengaku, pihaknya dalam waktu dekat akan membentuk masyarakat peduli api (MPA) di Distrik Bomberay dan Tomage, Kabupaten Fak-Fak.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved