Berita Fakfak
Mengenal Koba-koba, Atribut Khas Fakfak yang Digunakan Suku Mbaham Matta Sebagai Payung
Eni berharap, secara khusus kepada pemerintah agar atribut budaya khas Suku Mbaham Matta dapat ditampung dalam satu galeri.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki atribut khas masing-masing, tak terkecuali Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat.
Jauh sebelum mengenal payung atau jas hujan, untuk melindungi tubuh dari guyuran hujan, masyarakat Suku Mbaham Matta memakai Koba-koba.
Lantas apa itu Koba-koba?
Baca juga: Pemkab Fakfak Tetapkan Tomang Day, Upaya Melestarikan Warisan Budaya
Baca juga: Kisah Pengrajin Tomang di Fakfak, Eni Kapaur Punya Mimpi Besar untuk Usahanya
Koba-koba terbuat dari daun jertein yang tumbuh di dalam hutan Fakfak.
"Ini merupakan payung tradisional kami sejak zaman leluhur. Kalau mau ke kota untuk beli beras, gula, kopi dan kebutuhan lain, kita juga biasa pakai Koba-koba untuk melindungi diri dari terik matahari," kata pengrajin anyaman Fakfak, Eni Kapaur kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak, Jumat (13/10/2023).
Meskipun terbuat dari daun, namun Koba-koba tahan lama dan tidak mudah rusak.
"Koba-koba ini saya buat sejak2010, masih awet sampai sekarang," ujarnya sambil menunjukkan Koba-koba buatannya.
Selain berfungsi sebagai payung, Koba-koba juga biasa digunakan sebagai tikar alas.
"Jadi masyarakat atau orang tua kita dulu itu, kalau kembali dari bepergian memakai Koba-koba ini, terus mau minum kopi langsung tinggal buka Koba-koba sebagai tikar," ungkapnya.
Pada prinsipnya, Eni mengatakan nenek moyang orang Fakfak dulu telah berpikir kreatif memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada di hutan. Untuk menjadi penunjang kehidupannya.
"Mungkin zaman sudah bergeser, tetapi setidaknya kita harus mengenal item-item budaya ini, supaya bisa menjadi pemahaman bersama," tuturnya.
Eni berharap, secara khusus kepada pemerintah agar atribut budaya khas Suku Mbaham Matta dapat ditampung dalam satu galeri.
Sehingga, apabila ada wisatawan yang berkunjung ke Fakfak, bisa diarahkan ke galeri tersebut.
"Dengan tujuan barang-barang ini terus dikenal generasi muda, karena tentunya ini kekayaan kita yang sesungguhnya sebagai hak kekayaan intelektual," tandasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.