Mata Lokal Memilih
Berikut Profil Aloysius Paulus Siep, Ketua DPW Perindo Papua Barat
dalam hidupnya ada moto yang selalu ia pegang yakni, "hidup adalah perbuatan, dan belajarlah menjadi berkat bagi sesama".
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Aloysius Paulus Siep atau yang akrab disapa Alo merupakan politisi muda asal Lembah Baliem, Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Saat ini, Alo menjadi salah satu politisi muda yang patut diperhitungkan di panggung politik khususnya di Manokwari, Papua Barat.
Karir politiknya pun terbilang meningkat signifikan.
Baca juga: Perindo Usung Dua Mantan Pejabat Pemprov Maju DPR Papua Barat, Optimis Raih 5 Kursi
Baca juga: Stevanus Bosawer Optimis Perindo Raih Kursi di DPRK Fakfak dan Papua Barat pada Pileg 2024
Alo memulai karirnya di dunia politik sebagai Ketua Pemuda Perindo Papua Barat pada 2016.
Pada 2019, Alo memutuskan ikut dalam kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) DPRD Kabupaten Manokwari periode 2019-2024.
Kala itu, Alo mencalonkan diri dari Partai Perindo daerah pemilihan (Dapil) 1 Kabupaten Manokwari.
Alo pun menjadi satu dari delapan caleg di dapil 1 yang melenggang ke DPRD Manokwari periode 2019-2024.
Ada beberapa hal yang membuatnya sukses di dunia politik saat ini, di antaranya ialah nasihat dari sang ibu kala dirinya memutuskan untuk merantau.
Nasihat tersebut ialah "barang yang bukan ko (kau) punya, jika mau diambil harus izin dulu.
Kata Alo, nasihat itu memiliki makna mendalam yakni kejujuran dalam setiap kehidupan yang dijalani.
Selain itu, pengalaman berorganisasi juga menjadi faktor penentu kesukses karirnya sebagai politisi.
Tercatat, Alo mengikuti bahkan dipercayakan memimpin beberapa organisasi yakni, PMKRI, KMK Unipa hingga ketua BEM Unipa.
"Nilai kejujuran yang harus kita pegang dalam kehidupan sehari-hari," kata Alo saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com di Jl Baru, Wosi, Manokwari, Senin (30/10/2023).
Lanjut Alo, sebelum sukses di dunia politik, dirinya melewati sebuah fase yang akhirnya membentuk pribadinya.
Menjadi anak yatim membuat Alo harus hidup mandiri. Pasalnya, ibunya hanya seorang petani yang harus menafkahi Alo beserta empat saudara/saudarinya.