Brics+ Fashion Summit di Zaryadye Concert Hall Moskow, Ada Pesan Rusia untuk Amerika Serikat
Bukan hanya busana Rusia, fashion show itu juga menampilan karya-karya desainer dari Afrika, Turki, Indonesia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Belasan meter dari tembok Kremlin tempat Presiden Rusia Vladimir Putin berkantor, model-model belia memanerkan rancangan busana maha karya bangsa Rusia.
Zaryadye Concert Hall Moskow, yang sehari-hari merupakan tempat parkir, disulap menjadi panggung fashion show.
Sejumlah wartawan dari berbagai negara yang diundang panitia antusias mengabadikan momen tersebut.
Bukan hanya busana Rusia, fashion show itu juga menampilan karya-karya desainer dari Afrika, Turki, Indonesia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Acara itu adalah satu dari rangkaian pembukaan Brics+ Fashion Summit 2023, Selasa (28/12/2023).
Brics adalah organisasi non-politik, satu di antara aliansi yang efektif bagi Rusia menggalang dukungan untuk "operasi militer" di Ukraina.
Baca juga: Indonesia dan Rusia Tanda Tangan Nota Kesepahaman Kerja Sama di Bidang Hukum
Brics merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan South (Africa). Cakupan kerja sama organisasi ini sangat luas, mulai dari kerja sama investasi, mata uang, hingga budaya.
Brics+ Fashion Summit termasuk dalam kerja sama itu untuk memberi tahu dunia bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Eropa tidak boleh terus mendikte warga dunia tentang yang baik, cantik, etis, dan benar.
Peserta Brics Fashion Summit dua kali lipat dari ekspektasi pemerintah Moskow sebagai penyelenggara. Lebih 60 negara yang berpartisipasi.
Kehadiran para peserta ini berarti sangat penting bagi Rusia yang sedang berperang melawan Amerika Serikat (AS) dan sebagian negara Eropa di Ukraina.
"Secara prinsip, Barat tidak ingin (melihat) negara besar dan multinasional seperti Rusia. Keberagaman budaya, tradisi, bahasa, dan etnis (Rusia) tidak cocok dengan logika Barat yang rasis dan kolonialis...," kata Vladimir Putin dikutip kantor berita Tass.
Ia mengungkit lagi Russophobia, perasaan kebencian pada Rusia. Perasaan kebencian serupa muncul dalam perang Israel-Hamas. Atau dalam kasus "terorisme".
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Pj Gubernur Papua Barat Minta Semua Pihak Manfaatkan Lahan Kosong
"Saat ini," kata Putin, "Russophobia, bentuk lain dari rasisme dan neo-Nazism, telah secara praktis menjadi ideologi resmi dari elit penguasa (negara-negara) Barat".
Selama Brics+ Fashion Summit, ada diskusi dan fashion show yang menampilkan karya-karya adi busana dari Afrika, Asia (termasuk Indonesia), Amerika Latin, Timur Tengah, dan tentu saja Rusia.
Pada sesi diskusi, Priscillla Chigariro dari Afrika menekankan pentingnya desainer lokal fokus kepada kultur lokal untuk menghadapi serbuan merek global yang kuat.
"Fokus kepada keahlian kita, budaya lokal," katanya.
Jay Ishak dari Malaysia mewakili suara Asia. Ia juga menekankan pentingnya "local story" untuk menghadapi gempuran brand global.
Harga brand global selalu mahal, sulit dijangkau sebagian besar orang di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Di ceruk pasar itulah brand lokal memiliki ruang yang besar.
Baca juga: Jokowi akan ke Ukraina dan Rusia dalam Waktu Dekat, Kremlin: Ini Jadi Kunjungan yang Sangat Penting
Di main hall, diskusi juga berlangsung dengan tema yang sama. Panitia menghadirkan pemerintah Moskow dan Rusia sebagai pembicara.
Di barisan pembicara ada wakil dari China, yang diberi kesempatan pertama berbicara.
Generasi muda China yang lahir tahun 1990-an dan tahujn 2000-an, katanya, paling terbuka pada karya-karya fashion dan lebih berani melawan kemapanan.
Pembicara dari Italia mengaku penggemar karya desainer Rusia. Menurutnya, fesyen tak mengenal batas negara.
"Saya tidak membeli brand mahal. Saya membeli pakaian, yang ketika dipakai, saya berteriak 'wow, I love my self"," katanya.
Panitia juga mengemas acara "cultural program" dengan mengelola kunjungan ke museum, galeri, dan tempat-tempat bersejarah Rusia.
Betapapun meriahnya, acara Brics+ Fashion Summit tidak mendapatkan liputan yang memadai dari media Barat. Itu berbeda dari New York Fashion Week atau Paris Fashion Week.
| Festival Budaya 2025 di MCM Sukses, Cecilia Novita: Kami Diminta Gelar Dua Kali Setahun |
|
|---|
| 332 Turis Mancanegara akan Kunjungi Fakfak Papua Barat, Mayoritas dari Amerika Serikat |
|
|---|
| Manokwari dan Jayapura Berpotensi Tsunami Akibat Gempa Bumi di Rusia |
|
|---|
| Pertama Kali, Pemerintah Indonesia Ekstradisi Warga Rusia ke Negara Asal |
|
|---|
| Rusia Dukung Indonesia Jadi anggota Hague Conference on Private International Law |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Brics-Fashion-Summit-2023-di-Zaryadye-Concert-Hall-Moskow.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.