Info Unipa
“Open Lab” Cara FMIPA UNIPA Gaet Mahasiswa Baru Masuk Jurusan Kimia
Ia menilai, sebagian besar siswa jurusan IPA di sejumlah SMA di Manokwari masih sangat terbatas menjalani praktikum.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Ada banyak cara yang ditempuh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Papua (UNIPA) untuk menggaet minat mahasiswa baru.
Dekan FMIPA UNIPA Markus Heryanto Langsa mengatakan, program “Open Lab (laboratorium” menjadi salah satu upaya promosi yang digiatkan di jurusan kimia.
Para siswa kelas XII SMA di beberapa sekolah di pusat kota Manokwari diundang untuk berkenalan secara langsung dengan Jurusan Kimia FMIPA UNIPA melalui interaksi di laboratorium kimia.
Baca juga: Maju di Pemilihan Rektor, Profesor Sepus Fatem Siap Jatuh Bangun Bawa Perubahan untuk Unipa
Baca juga: Mengungkit Pamor FMIPA UNIPA, Markus Heryanto Langsa: Kita Maksimalkan PRPTN Sebanyak Rp 7,3 Miliar
“Kemarin antusias para siswa cukup tinggi, sehingga kita Batasi 20 orang tiap sekolah karena disesuaikan dengan kapasitas bus yang disiapkan,” ungkap Markus Heryanto Langsa saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com, di kampus UNIPA, Amban, Manokwari, Papua Barat, Rabu (13/3/2024).
Ia menilai, sebagian besar siswa jurusan IPA di sejumlah SMA di Manokwari masih sangat terbatas menjalani praktikum.
Entah karena ketersediaan alatnya yang kurang memadai atau fasilitas pendukung lain, seperti ruang laboratorium yang dipakai jadi ruang kelas.
Untuk itu, program “Open Lab” yang ditawarkan Jurusan Kimia FMIPA UNIPA laiknya menjadi jembatan antara teori dan praktik kimia bagi para siswa.
Lantaran, dalam program tersebut, dosen dan mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA UNIPA mendemonstrasikan aplikasi praktikum, seperti mengambil sampel organik untuk mendapatkan ekstraknya.
Dari situ, ia berharap para siswa SMA sadar bahwa implementasi ilmu yang dipelajari di jurusan kimia maupun bidang ilmu eksakta lainnya, akan sangat berguna menjawab permasalahan masyarakat.
Sehingga, pola pikir siswa tentang bidang ilmu eksakta perlahan-lahan berubah, dari semula yang sulit dan kaku menjadi mudah dan menyenangkan.
“Memang isu strategis yang dihadapi di Fakultas MIPA, baik di UNIPA maupun perguruan tinggi lainnya, yaitu jumlah calon mahasiswa yang menurun, “ ujar lulusan doktor dari Curtin University, Australia itu.
Ia menerangkan, FMIPA UNIPA mulai mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru dari target yang ditentukan, sejak pandemi Covid-19 menerpa pada 2020.
Walaupun masa paceklik Covid-19 berlalu, ia mengaku, jumlah mahasiswa baru FMIPA UNIPA tak kunjung naik atau memenuhi target penerimaan.
Dari keempat jurusan di FMIPA UNIPA, ucapnya, jurusan biologi memang paling banyak peminat dibanding jurusan matematika, fisika maupun kimia.
Menurut dia, hal ini sangat disayangkan, karena bidang MIPA merupakan sendi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga para lulusan sains tetap dibutuhkan dan tak usang oleh waktu.
Oleh sebab itu, ia pun mendorong putra-putri asli Papua untuk berkarir menjadi saintis melalui FMIPA UNIPA.
Karena FMIPA UNIPA dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang terus diperbaharui, serta memiliki 55 dosen yang 40 persen di antaranya sudah bergelar doktor (S3)
“Istilahnya kalau masuk FMIPA, itu masa depan sudah cerah,” pungkasnya semringah.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Info-unipa-fmipa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.