Ekosistem Mangrove di Kampung Patimburak Fakfak Berpotensi Jadi Ekowisata

Kami di sini juga punya ekosistem mangrove yang luar biasa besar," ujar Kepala Kampung Patimburak, Dahlin Iha

|
TRIBUNPAPUABARAT.COM/ALDI BIMANTARA
Potret ekosistem mangrove yang masih alami, terjaga, dan berpotensi dikembangkan sebagai area ekowisata di di Kampung Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Sabtu (16/3/2024). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Ekosistem mangrove di Kampung Patimburak berpotensi menjadi ekowisata di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat

Pantauan TribunPapuaBarat.com pada Sabtu (16/3/2024), vegetasi hutan mangrove atau yang dikenal masyarakat lokal dengan sebutan mangge-mangge masih terlihat asri ataupun alami. 

Vegetasi mangrove atau bakau di pesisir Kampung Patimburak, Distrik Kokas didominasi oleh spesies Avicennia Sp. 

Organisme asosiasi ekosistem mangrove Kampung Patimburak juga bisa menjadi daya tarik wisata, mulai dari kepiting bakau, udang, hingga burung camar yang biasanya hidup di sekitar hutan mangrove. 

Baca juga: Polres Fakfak Tanam 200 Bibit Mangrove di Pulau Panjang, AKBP Hendriyana: Peduli Alam

 

"Kampung Patimburak ini luar biasa potensinya. Kami di sini juga punya ekosistem mangrove yang luar biasa besar," ujar Kepala Kampung Patimburak, Dahlin Iha, kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak, Sabtu (16/3/2024). 

Menurutnya, atraksi warga Kampung Patimburak saat mencari udang dan kepiting bakau juga bisa menjadi pengalaman mengesankan bagi wisatawan. 

"Cara masyarakat kampung menangkap kepiting dengan menggunakan perahu itu juga menarik dan bisa menjadi daya tarik wisata ketika mengunjungi hutan mangrove," kata Dahlin Iha.

Ia berharap, potensi tersebut bisa diperhatikan oleh pemerintah setempat. 

Baca juga: Jackson Ullo Minta DLHP Manokwari Bentuk Pengurus Pengawas Hutan Mangrove Telaga Wasti

"Kalau dibangun jembatan untuk berkeliling hutan mangrove juga bisa dimungkinkan karena tentu akan lebih mudah dijangkau. Harus tetap mengutamakan kelestarian lingkungan," ujarnya.

Kearifan lokal kera-kera juga bisa dinikmati pengunjung atau wisatawan yang hendak ke hutan mangrove Kampung Patimburak, Distrik Kokas

"Masyarakat mempunyai kearifan lokal dengan nama kera-kera, menyimpan hasil alam dalam waktu tertentu baru bisa dipanen atau diambil kembali agar stoknya tetap terjaga," kata Dahlin Iha.

Ia berharap jika hutan mangrove dikembangkan menjadi daerah ekowisata, masyarakat Kampung Patimburak dapat terlibat aktif sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan berujung pada menghidupkan ekonomi masyarakat.(*) 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved