Berita Manokwari
Irjen Johnny Isir: Bekas Pertambangan Emas Ilegal Jadi Ancaman Bagi Masa Depan Warga Lokal di Masni
"Sejak awal sudah saya sampaikan, bahwa pertanggungjawaban terhadap alam itu berat. Bukan hari ini, tapi nanti (dikemudian hari)," ujarnya.
Penulis: Hans Arnold Kapisa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Provinsi Papua Barat dinilai sebagai ancaman besar terhadap masa depan warga lokal di sekitar kawasan terdampak.
Hal ini kembali diungkapkan Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Johnny Eddizon Isir setelah menerima laporan kondisi terkini luapan kali Wariori yang merusak sejumlah fasilitas jalan, jembatan hingga menggenangi permukiman warga.
"Sejak awal sudah saya sampaikan, bahwa pertanggungjawaban terhadap alam itu berat. Bukan hari ini, tapi nanti (dikemudian hari)," ujar Kapolda Johnny Isir kepada Tribun, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: Aroma Upeti Tambang Ilegal Tercium di Kalangan Pejabat, Irjen Johnny Isir: Saya Perintah "Setop"
Baca juga: Bekas Galian Tambang Ilegal Dibiarkan Menganga, Johnny Isir Ingatkan Soal Awal Banjir Bandang Wasior
Kapolda juga mengatakan, bahwa para oknum pelaku PETI yang merupakan orang luar Papua Barat tidak akan peduli terhadap dampak (pasca tambang), sementara warga pribumi yang akan menanggung risiko secara berkepanjangan.
Dengan kondisi yang sudah terjadi seperti saat ini, Kapolda Johnny Isir mengajak warga lokal sebagai pemilik ulayat untuk ebih bijak dalam mengelola kekayaan alamnya demi masa depan anak-cucu.
"Upaya hukum bukan satu-satunya solusi, karena tentu peran warga lokal selaku pemilik ulayat juga sangat penting untuk menjaga hutan dan kekayaan alamnya agar dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa merusak alam," kata Irjen Isir.
Di tempat terpisah Ketua Pemuda Adat Wilayah III Doberai, Septi Meidodga meminta penanganan serius Pemerintah terhadap potensi bencana banjir yang terus mengancam warga dataran Distrik Masni.
Septi Meidodga tidak menampik, bahwa aktivitas PETI di sejumlah hulu sungai/kali di Distrik Masni merupakan faktor utama dibalik ancaman banjir kali Wariori.
Namun Septi berharap ada solusi bersama.
"Bukan rahasia, karena memang ada kegiatan PETI yang mengakibatkan semua terkena dampak. Namun di sisi lain, masyarakat lokal juga hidup dari hasil kegiatan itu," ujarnya.
Sebagai tokoh pemuda, Septi Meidodga berharap Pemerintah Manokwari dan provinsi agar segera membenahi bendungan Wariori dan bronjong sehingga luapan air tidak meluas ke permukiman warga.
"Proyek bendungan Wariori dan kegiatan tambang emas yang dikelola warga lokal membutuhkan solusi bersama. Jangan lagi saling lempar kesalahan," ujarnya.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.