Berita Manokwari
Pengurus dan Alumni Asrama Katolik Villanova Manokwari Sharing Session
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh anggota asrama bisa mengetahui lebih dalam tentang sejarah asrama.
Penulis: Matius Pilamo Siep | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Pengurus Asrama Mahasiswa Katolik Villanova Keuskupan Manokwari-Sorong mengadakan kegiatan Sharing Session dengan para alumni.
Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Asrama Mahasiswa Katolik Villanova, Amban, Manokwari, Papua Barat, Selasa (3/12/2024).
Acara ini dalam rangka menyambut perayaan Dies Natalis ke-40 Asrama Mahasiswa Katolik Villanova pada tanggal 5 Desember 2024.
Baca juga: Dilema Mahasiswa Asrama Fakfak di Manokwari, Antara Kuliah atau Cari Tempat Tinggal
Baca juga: Pengurus Asrama Mahasiswa Raja Ampat Gelar Ngopi: Pendidikan Kunci Pembangunan Tanah Papua
Pengurus asrama, Aurelianus Otavian Kaer menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mempererat hubungan antara pengurus, anggota asrama, dan alumni.
Ia juga menambahkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada seluruh anggota asrama mengenai sejarah terbentuknya asrama tersebut.
"Asrama Villanova sudah sangat lama berdiri di Manokwari dan memiliki tradisi yang kuat dalam penerimaan anggota baru serta kehidupan berasrama," ujarnya saat diwawancarai Tribun.
Alumni yang diundang dalam kegiatan ini adalah angkatan pertama, yakni Rudi Maturbongs (angkatan 1983), dan angkatan 1996, yakni Natalis Kelanit.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh anggota asrama bisa mengetahui lebih dalam tentang sejarah asrama.
Sebelum Asrama Villanova merupakan tempat tinggal misionaris baik pastor, bruder dan suster.
Pentingnya mengenang sejarah ini juga tercermin dalam diskusi yang berlangsung.
Salah satu isu yang mencuat adalah mengenai status kepemilikan tanah asrama serta rencana renovasi gedung.
Paskalis Haluk, salah satu dari sejumlah anggota asrama, mengungkapkan kekhawatiran mengenai status kepemilikan tanah yang sempat dipermasalahkan oleh masyarakat setempat, yang mengklaim kepemilikan dan memasang baliho kemudian meminta penghuni asrama untuk keluar.
Selain itu dia juga menyampaikan asrama yang dihuni saat ini sudah sangat tua, dan beberapa fasilitas sarana dan prasarana sudah tidak layak untuk digunakan.
"Kami juga membutuhkan renovasi asrama karena saat ini asrama sudah sangat tua sehingga sarana dan prasarana seperti seng, tempat tidur, tehel dan pintu-pintu kamar lainnya sudah rusak,"ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Maturbongs menjelaskan bahwa tanah tempat asrama berdiri sudah menjadi milik Keuskupan Manokwari-Sorong sejak zaman Belanda.
Ia juga menambahkan bahwa sertifikat tanahnya sudah ada dan status kepemilikan tanah tersebut jelas.
Mengenai renovasi asrama, alumni-asrama berkomitmen untuk mencoba melakukan komunikasi dengan Pastor Paroki ST Aquinas Amban, yang berada di bawah Keuskupan Manokwari-Sorong, untuk menindaklanjuti rencana tersebut.
"Kami para alumni akan berusaha membantu, namun tentu saja kami harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak paroki," tambah Rudi.
Dari pantauan tribun kegiatan yang berlangsung nampak interaktif antara alumni dan penghuni asrama dalam mengulas lebih dalam tentang sejarah terbentuknya asrama.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/asrama-Villanova-mkw-02.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.