Berita Manokwari

Seminggu Lagi 17 Agustus, Pedagang Bendera dan Umbul-umbul di Manokwari Menjerit 'Sepi Pembeli'

Tahun ini pembeli terlihat sepi. Kalau pun ada, paling tinggi sehari Rp 200 ribu, tapi kadang juga tidak ada pemasukan sama sekali

TribunPapuaBarat.com/Fransiskus Irianto Tiwan
PEDAGANG MUSIMAN - Tampak salah satu pedagang musiman asal Garut Jawa Barat yang menjajakan bendera dan umbul-umbul khas HUT Kemerdekaan RI di Jl Pahlawan Sanggeng Manokwari Papua Barat, Senin (11/8/2025) 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Pedagang bendera dan umbul-umbul khas 17-san di Manokwari mulai menjerit karena seminggu lagi puncak HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Jeritan para pedagang musiman ini bukan tanpa sebab, namun pernak-pernik khas 17-san yang dijajakan justru sepi pembeli.

"Hari ini sudah tanggal 11 Agustus, enam hari (satu minggu) lagi sudah 17 Agustus, sementara pembeli sangat sepi," tutur Hidayat, salah satu pedagang umbul-umbul di Jl Pahlawan Sanggeng Manokwari, Senin (11/8/2025). 

Hidayat mengatakan, bahwa ia jauh-jauh dari Garut Jawa Barat ke Manokwari Papua Barat hanya untuk menjual bendera dan umbul-umbul khas 17-san.

"Saya dari Garut, dan ke sini (Manokwari) untuk jualan bendera dan umbul-umbul sejak 21 Juli 2025 lalu. Tahun lalu juga saya jualan di sini di momen yang sama (17-san)," tuturnya.

Baca juga: Jelang HUT RI, Pedagang Bendera dan Umbul-umbul di Fakfak Pesimis Raup Untung

Sebagai pedagang musiman yang berjualan di Manokwari sejak pertengahan Juli, ia mengakui animo pembeli bendera dan umbul-umbul khas 17-san tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

"Tahun ini pembeli terlihat sepi. Kalau pun ada, paling tinggi sehari Rp 200 ribu, tapi kadang juga tidak ada pemasukan sama sekali," ucap Hidayat berkisah.

Bahkan untuk menarik perhatian pembeli, ia rela menjual bendera serta umbul-umbul dengan harga terjangkau. Itu pun menurutnya pembeli tetap sepi.

Baca juga: Sambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Bupati Manokwari Imbau Warga Pasang Bendera Merah Putih

"Sejak Juli sampai hari ini, saya baru dapat keuntungan sekitar Rp3 juta. Ini jauh menurun dibanding tahun lalu yang bisa mencapai Rp 10 juta," katanya.

Meski demikian, Hidayat tetap "positif" bahwa sepi kali ini (mungkin) imbas efisiensi anggaran pemerintah yang turut mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat.

Ia juga beranggapan positif bahwa sebagian besar warga Manokwari masih menggunakan kembali bendera dan umbul-umbul 17-san tahun sebelumnya.

"Semoga sebelum tanggal 17 nanti pembeli lebih ramai, supaya suasana kemerdekaan tetap semarak," harapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved