TRIBUNPAPUABARAT.COM, SORONG - Antrian pembelian bahan bakar minyak (BBM) sepanjang satu kilometer kembali terjadi di SPBU Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Klaligi, Kota Sorong, Papua Barat.
Kondisi yang berlarut-larut tak kunjung terselesaikan itu pun, mendapat respon negatif dari para sopir ekspedisi di Kota Sorong, Papua Barat.
Seorang Sopir Ekspedisi di Sorong Deden Irawan (27) mengatakan, antrian seperti panjang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.
Baca juga: Wali Kota Sorong Pimpin Apel Terakhir di Balai Kota: Hari ini Saya Kembalikan Garuda ke Negara
"Untuk efek kenaikan harga itu tidak juga, karena sudah terjadi di Sorong bertahun-tahun," ujar Deden, kepada TribunPapuaBarat.com, Senin (22/8/2022).
Bahkan, sebelum Sorong dilanda pandemi Covid-19 pun antrian panjang sudah sering dijumpai.
"Sebelum Covid-19 antrian BBM di hampir seluruh SPBU Kota Sorong sudah terjadi termasuk di Jalan Jenderal Sudirman," ucapnya.
"Kami bersyukur karena hari ini TribunNews datang dan saya ingin persoalan antrian harus diakhiri."
"Ini baru sekira satu kilometer saja, biasanya antrian BBM bahkan hampir mau masuk dua kilometer," tutur Deden.
Ia mengaku, persoalan ini sudah terjadi bertahun-tahun dan tidak ada respon dari berbagai pihak soal antrian itu.
"Kami hanya antrian BBM jenis solar untuk mendistribusikan barang ke toko-toko di Kota Sorong," jelasnya.
Ia berharap, persoalan ini harus bisa diselesaikan agar proses pendistribusian barang pun cepat.
Baca juga: Setelah Ringkus 7 Orang Mafia Minyak, Polda Papua Barat Buru Para Mafia BBM Subsidi Lainnya
Kota Minyak
Sebagai warga, ia merasa aneh karena Sorong dinobatkan jadi Kota Minyak.
Hanya saja, untuk mendapatkan jatah BBM saja para pengemudi (sopir) harus mengantri berjam-jam di SPBU.
"Aneh kenapa Sorong dijuluki sebagai Kota Minyak, tapi kondisinya masih banyak sekali antrian BBM," imbuhnya.