"Dengan demikian, penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah menurut kelompok usia adalah SD 2.315 orang, SMP 3.322 orang, dan SMA/SMK sebanyak 1.240 orang, dengan total sebanyak 6.877 orang," ungkap Prof Fatem.
Oleh karena itu, lanjut Profesor Fatem, bahwa situasi pendidikan seperti ini berpengaruh terhadap persoalan pembangunan bidang lainnya di Kabupaten Sorsel.
"Kasus di Sorsel ini menjadi salah satu contoh menarik yang mungkin sedang terjadi di daerah lain di Tanah Papua.
Sehingga perlu dilakukan penataan termasuk kajian mendalam untuk memastikan angka partisipasi anak-anak sekolah dasar," kata Fatem.
(*)