TRIBUNPAPUABARAT.COM - Kisah mengharukan datang dari seorang warga negara Jepang, Ritsu Kinugawa (81).
Nenek berusia 81 tahun itu terbang dari Jepang ke Yakati (Wamesa), Teluk Bintuni Papua Barat untuk mencari tulang ayahnya.
Ayah dari Ritsu Kinugawa merupakan serdadu Jepang di era perang dunia II.
Baca juga: Manokwari Punya Banyak Spot Diving Peninggalan Perang Dunia II dan Kapal Karam, Ini Lokasinya
Baca juga: Sensasi Menyelam di Pulau Batanta Raja Ampat, Bisa Lihat Situs Sejarah Perang Dunia II di Bawah Laut
Kisah Ritsu Kinugawa mencari tulang ayahnya dimuat dalam laporan TV Kochi Jepang pada Jumat (21/6/2024) kemarin.
TV Kochi juga melaporkan hingga sampai kini, ada sekitar 12.000-an serdadu Jepang yang tulang belulangnya belum ditemukan di Papua.
Jumlah itu terbagi di Manokwari sekitar 7.000 dan 5.200 tentara Jepang di sekitar Yakati.
Dalam laporan tersebut, Ritsu Kinugawa mengaku belum pernah melihat wajah ayahnya sejak lahir hingga 79 tahun pasca perang.
Pencarian terhadap ayahnya dimulai sejak 12 tahun lalu.
Hanya saja pencarian itu gagal.
Ritsu Kinugawa kembali melakukan pencarian terhadap tulang ayahnya.
Pencarian itu ia lakukan pada Februari 2024.
Ritsu mencari hingga ke tempat terakhir lokasi ayahnya di Yakati, Wamesa, Teluk Bintuni, Papua Barat.
"Dalam hati saya katakan, ayah yuk kita pulang sama-sama," ungkapnya lagi setelah melakukan upacara kecil di Yakati dengan bendera Jepang dan berdoa bersama serta persembahan kecil di tempat berdoa bersama beberap@a warga Jepang lain yang mengikuti perjalanannya ke Yakati Manokwari.
Ibu Ritsu Kinugawa berasal dari Kota Kochi. Ia lahir pada 1943 (Showa 18) selama Perang Pasifik di Provinsi Jeolla Selatan, Korea.
Ayahnya, Moriaki Sogabe, tinggal terpisah di Manchuria dan ditugaskan ke Komando Angkatan Darat Kedua sebagai tentara tujuh bulan setelah Kinukawa lahir, lalu pergi ke New Guinea untuk membangun lapangan terbang.