Berita Teluk Wondama

Pjs Bupati Teluk Wondama: Kedua Paslon Tunjukkan Etika dan Kesopanan Luar Biasa

Penulis: R Julaini
Editor: Libertus Manik Allo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pjs Bupati Teluk Wondama, Derek Ampnir.

TRIBUNPAPUABARAT.COM, WASIOR - Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Teluk Wondama, Derek Ampnir, memberikan komentar usai gelaran debat kandidat Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati dalam Pilkada 2024 di SMP Negeri Wasior.

Dua kandidat dalam Pilkada 2024 Teluk Wondama yakni pasangan Elysa Auri dan Anthonius Alex Marani (AMAN) serta Hendrik Syake Mambor dan Andarias Kayukatui (HEMAT) memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga keteraturan.

“Ini yang perlu kita hargai dan hormati. Saya pikir ini boleh berlangsung disini (debat kandidat),” katanya mengawali tanggapan.

Baca juga: Debat Publik Pilkada Fakfak, Hanya 50 Pendukung Tiap Paslon Bisa Ikut Nonton Langsung

Baca juga: KPU Teluk Wondama: Masyarakat Bisa Mantapkan Pilihan Setelah Menyimak Debat Kandidat

“Kedua paslon juga saling mendukung, saling menyapa dan memberikan rasa hormat. Penampilan mereka menunjukkan etika dan kesopanan yang luar biasa,” lanjut Derek Ampnir.

Ia menilai, Pilkada memang sering dikenal memiliki dinamikanya sendiri. Namun ketika dua pasangan calon di Pilkada Teluk Wondama dipertemukan dalam debat, kedua Paslon saling mengapresiasi.

Dari sisi substansi, Derek Ampnir menilai masing-masing kandidat telah berbicara tentang apa yang akan dilakukan dan berfokus pada apa yang sedang tren di daerah. 

“Saya melihat masalah kemiskinan, kemudian masalah transportasi, pariwisata, potensi sumber daya alam yang perlu dioptimalkan oleh pemerintah daerah untuk lima tahun ke depan,” ungkapnya.

“Itu akan menyatu kepada apa yang menjadi rencana besar provinsi menuju RPJPD ke depan serta RPJMD,” imbuh Derek Ampnir.

Derek Ampnir pun berharap keharmonisan masyarakat di Teluk Wondama perlu terus dijaga dan dipelihara hingga 27 November 2024 agar Pilkada berjalan dengan tertib. 

“Karena disini adalah Tanah Peradaban Orang Papua. Maka yang perlu dikedepankan disini adalah politik peradaban,” tandasnya.

(*)