Info UNIPA

Mahasiswa FATETA UNIPA Kembangkan Sistem Irigasi Otomatis Berbasis Arduino dan Sensor Soil Moisture

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Persentase Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua (UNIPA), Fransiskus Eleng kepada dosen dan mahasiswa tentang sistem irigasi sprinkler gantung otomatis berbasis Arduino dan sensor soil moisture di Ruang Kelas THP, FATETA UNIPA, Amban Manokwari, Papua Barat, Senin (16/12/2024).

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua (UNIPA) Fransiskus Eleng, berhasil menciptakan sistem irigasi sprinkler gantung otomatis berbasis Arduino dan sensor soil moisture.

Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari tugas akhir (skripsi) Fransiskus Eleng, dan dipaparkan dalam seminar hasil yang diadakan di Ruang Kelas Teknologi Hasil Pertanian (THP), Fakultas Teknologi Pertanian, UNIPA, Amban, Manokwari, Papua Barat, Senin (16/12/2024).

Fransiskus menjelaskan bahwa tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengembangkan dan menguji kinerja sistem kontrol irigasi otomatis menggunakan teknologi Arduino. 

Baca juga: FATETA UNIPA Rayakan Natal Dengan Tema Marilah Kita Pergi Ke Betlehem

Baca juga: Mahasiswa FPIK UNIPA Rayakan Natal "Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem"

Penelitian ini difokuskan pada penghitungan debit air dan keseragaman pembasahan tanaman menggunakan sistem sprinkler gantung. 

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium TPB, Fakultas Teknologi Pertanian, UNIPA, dari bulan April hingga Juni 2024.

Dalam penelitiannya, Fransiskus melakukan empat pengujian utama.

Pengujian pertama adalah pengujian otomatisasi alat penyiraman tanaman, diikuti oleh pengujian debit air pada sistem sprinkler.

Selanjutnya pengujian koefisien keseragaman sprinkler, dan terakhir radius pancaran sprinkler. 

Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa sistem yang dikembangkan menggunakan Arduino Nano dan sensor soil moisture mampu mengontrol pompa air secara otomatis. 

"Sistem ini bekerja dengan cara menghidupkan pompa air ketika kelembapan tanah terdeteksi di bawah 60 persen, dan mematikan pompa ketika kelembapan tanah melebihi 60 persen," katanya.

Fransiskus menyebutkan bahwa pada jarak ketinggian 200 cm, hasil terbaik diperoleh dengan nilai rata-rata debit air 0.455 liter per menit, koefisien keseragaman (CU) sebesar 66.60 persen, dan radius pancaran sprinkler rata-rata 65.56 cm.

Fransiskus juga memberikan saran untuk penelitian lanjutan, salah satunya adalah pengaplikasian sistem irigasi otomatis ini langsung di lapangan. 

Selain itu, ia mengusulkan untuk mengembangkan sistem yang berbasis Internet of Things (IoT) agar pemantauan penyiraman tanaman dapat dilakukan secara jarak jauh melalui internet.

Fransiskus mengungkapkan bahwa minatnya terhadap penelitian ini sudah ada sejak kecil. 

Pada semester tujuh, ia mendapatkan mata kuliah sistem kontrol yang memotivasi dirinya untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut melalui tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. 

Halaman
12