TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari berkomitmen meningkatkan layanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di lingkungan masyarakat.
Hal ini ditegaskan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian (P2) Penyakit Menular Dinkes Manokwari, H. Rahimi kepada media di Manokwari, Rabu (7/8/2025).
"Sudah menjadi komitmen kami dalam meningkatkan layanan terutama penanggulangan penyakit menular seperti HIV dan penyakit menular lainnya," katanya.
Ia menyebutkan, sejak 2023, Manokwari menjadi satu-satunya kabupaten di Papua Barat dan Papua Barat Daya yang mendapatkan dukungan dari Global Fund, berkat aksi nyata dan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah.
"Kami ingin edukasikan bahwa HIV bukan akhir dari segalanya. Banyak orang dengan HIV tetap aktif dan sukses di berbagai profesi, asalkan disiplin minum obat. HIV bukan kiamat," ujar Rahimi di Manokwari.
Ia mengungkapkan, pelayanan HIV di Manokwari kini berada pada level standar tinggi, terutama dengan diterapkannya sistem PDMP (Pemeriksaan, Diagnosis, Pengobatan Mandiri dan Perawatan).
Baca juga: Paulina Kombo: Kasus HIV Pada Usia Remaja di Manokwari Meningkat
"Tahun 2023, hanya dalam dua bulan kami mampu mendorong delapan layanan PDMP. Kini sudah 21 layanan PDMP aktif, termasuk layanan mandiri di beberapa institusi seperti DMC, RS Dimara, RS AL dan RS Bhayangkara Polda," jelasnya.
Namun demikian, tantangan tetap ada, terutama dalam mengakses populasi kunci yang tidak terdeteksi seperti pekerja seks online.
"Kami agresif di populasi kunci yang terdeteksi, seperti di 55 titik pijat dan karaoke, dengan pemeriksaan rutin dan pembagian kondom. Tapi di populasi yang menyimpang dan tersembunyi, kami tidak punya akses, inilah kendala besar kami," katanya.
Rahimi mengimbau para pemilik hotel dan penginapan di Manokwari untuk turut serta mencegah penyebaran HIV dan IMS dengan menyediakan kondom di setiap kamar.
"Mau digunakan atau tidak, yang penting tersedia, karena rata-rata kasus HIV yang kami temukan sudah stadium 4 dan berawal dari hubungan lewat aplikasi online," tandasnya.
Selain HIV, Rahimi juga menyoroti sejumlah penyakit menular lain yang menjadi prioritas penanganan, seperti Tuberkulosis (TB), kusta, malaria, kaki gajah, dan demam berdarah.
Baca juga: Dinkes Manokwari Gelar Monev Kemitraan, Sinergikan Faskes Pemerintah-Swasta untuk Layanan Imunisasi
TB disebut sebagai penyakit dengan kasus terbanyak saat ini di Manokwari, dengan lebih dari 200 kasus dan tantangan utama adalah pasien yang putus obat.
"Kita wajib serius menangani ini. Pemerintah pusat bahkan mewajibkan layanan kesehatan melakukan screening TB agar bisa mencairkan dana BOK. Artinya, penting sekali untuk deteksi dini," tegas Rahimi.
Sementara untuk kusta, saat ini tercatat ada sekitar 22 kasus dalam penanganan.
Sedangkan kasus kaki gajah meskipun tidak banyak, tetap muncul setiap tahun dan berpotensi menular jika tidak ditangani serius.
"Setiap penyakit menular, baik itu satu kasus pun, tetap menjadi masalah karena berpotensi menular ke orang lain. Karena itu, prinsip kami adalah bekerja dengan hati dan kolaborasi lintas sektor," pungkasnya.