Burung Berrypecker Jenis Baru Ditemukan di Pegunungan Kumawa Papua Barat, Ini Proses Penemuannya

Para peneliti melaporkan penemuan jenis baru Berrypecker, Burung Buah (Melanochrais) di Pegunungan Kumawa, Papua Barat.

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Humas LIPI
Melanocharis citreola, sp. nov. Milá, Ashari & Thébaud, atau Burungbuah Satin. Para peneliti dari Indonesia dan Prancis melaporkan penemuan jenis baru Berrypecker, Burung Buah (Melanochrais) di Pegunungan Kumawa, Papua Barat. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Para peneliti dari Indonesia dan Prancis melaporkan penemuan jenis baru Berrypecker, Burung Buah (Melanochrais) di Pegunungan Kumawa, Papua Barat.

Burung jenis baru berrypecker tersebut diberi nama Melanocharis citreola, sp. nov. Milá, Ashari & Thébaud.

Nama Inggris burung tersebut adalah Satin Berrypecker dan nama Indonesia dari spesies baru ini adalah Burung Buah Satin.

Baca juga: Jenis Burung Berrypecker Baru Ditemukan Peneliti di Papua Barat, LIPI: Penting Dikaji Lebih Lanjut

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal ilmiah IBIS, pada 11 Juni 2021.

Secara administrasi wilayah Lengguru masuk dalam Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

Lengguru terletak pada daerah leher gunung dari Papua dan memiliki lanskap unik pegunungan kapur (karst) yang terjal dan terisolasi.

Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hidayat Azhari mengatakan, melalui sudut pandang Biologi, wilayah ini sangat kurang dipelajari dikarenakan medannya yang berbahaya, lereng curam, dan kurangnya pasokan air di atas pegunungan.

“Selain itu, daerah tersebut tidak memiliki akses jalan setapak dan sebagian besar lanskapnya masih berupa hutan yang utuh,” kata Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/6/2021).

Proses Penemuan Burung Buah Satin

Dijelaskan Hidayat, penemuan burung ini merupakan hasil dari Lengguru Project yang merupakan kerja sama antara Indonesia dan Perancis, yang dilakukan dua kali, yaitu pada tahun 2014 dan 2017.

Proyek ini masuk dalam kerangka besar Lengguru Project yang diselenggarakan oleh French Institute de Recherche pour le Développement (IRD), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Papua (UNIPA), Universitas Cendrawasih (UNCEN), Universitas Musamus (UNMUS) dan Politeknik KP Sorong.

Adapun selain Hidayat yang berasal dari Indonesia, tim peneliti burung Berrypecker di Papua Barat lainnya adalah Borja Milá, Jade Bruxaux, Guillermo Friis, Katerina Sam, Christophe Thébaud (Perancis).

Ekspedisi pertama dilakukan pada November 2014, saat tim ekspedisi berhasil sampai di ketinggian 1100-1200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Selama empat hari di lokasi ini, tim ekspedisi berhasil menangkap seekor burung jantan, yang belum bisa diidentifikasikan secara jelas, dan hanya diidentifikasi sebagai Melanocharis.

"Kemudian Oktober-November 2017, kami kembali ke sana dengan peralatan dan logistik yang lebih baik, dan selama 22 hari pada ketinggian 1200 mdpl itu kami berhasil menangkap tiga individu lagi,” ujar Hidayat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved