Vaksinasi Covid19

Bagaimana Efektivitas Vaksin Covid-19 terhadap Varian Delta Plus? Ini Penjelasan Ahli

Varian virus corona Delta Plus atau AY.1 ditemukan di Indonesia, yakni di wilayah Jambi dan Mamuju.

Editor: Astini Mega Sari
Tribunnews/Herudin
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 

Selain itu, tidak ada negara dengan kasus varian yang melaporkan lonjakan tingkat infeksi dari varian Delta plus.

Dewan Penelitian Medis India telah mengisolasi varian untuk menguji efektivitas vaksin dan telah menyatakan bahwa hasilnya akan siap dalam beberapa hari mendatang.

Penelitian lebih lanjut dan data dari orang dengan infeksi varian Delta Plus masih diperlukan untuk memeriksa karakteristik varian ini dan kemampuannya untuk menyebabkan peningkatan penularan atau keparahan Covid-19.

Di sisi lain, untuk varian Delta yang sudah ada sebelumnya, banyak vaksin Covid-19 yang tersedia terbukti mencegah rawat inap dan gejala infeksi yang parah.

Vaksin Pfizer dan Oxford-AstraZeneca sangat efektif terhadap varian Delta, dengan efektivitas masing-masing 96 persen dan 92 persen setelah penyuntikan dua dosis.

Tak hanya itu, studi tentang vaksin Moderna dan Covaxin juga menunjukkan bahwa mereka mampu menetralkan varian virus ini.

Baca juga: Benarkah Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan? Ini Penjelasannya

Varian disebut kebal terapi antibodi monoklonal

Melansir Kompas.com, Rabu (16/6/2021), sebuah data awal menunjukkan bahwa varian Delta Plus disebut lebih tahan terhadap terapi antibodi.

Sebab, varian ini memiliki kemampuan untuk menolak terapi antibodi monoklonal.

Pengobatan atau terapi antibodi monoklonal adalah salah satu metode untuk Covid-19 yang telah disahkan oleh Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO).

Adapun terapi ini belum ada indikasi tingkat keparahan infeksi.

Dalam data awal itu, varian Delta Plus menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap pengobatan tersebut.

"Satu poin penting untuk dipertimbangkan mengenai K417N adalah bukti yang menunjukkan bahwa varian ini resistensi terhadap antibodi monoklonal Casirimab dan Imdevimab," ujar ilmuwan di CSIR-Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB) yang berbasis di Delhi, Vinod Scaria. (*)

Berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ada Varian Corona Delta Plus, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved