Cerita Warga Desa Wadas yang Sebut Keluarganya Jadi Korban Kekerasan: Anak Saya Dipukul, Ditendang
Kisah memilukan datang dari penolak tambang di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang tak setuju menyerahkan lahannya.
Selain itu, Khamidah juga protes dengan kedatangan ratusan aparat ke satu desa di Purworejo itu.
Pasalnya, tidak pernah ada pemberitahuan kepada warga sebelum pihak kepolisian datang.
Khamidah sendiri mengaku berada di barisan penolak tambang di Desa Wadas.
Karena itu, Khamidah tak terima jika dikatakan penolak tambang menghalang-halangi proses pengukuran lahan pihak pro tambang.
"Kalau mau ngukur tanahnya yang pro, kita tidak menghalangi, silakan. Kok tahu-tahu kayak gitu, di berita kok kayaknya sini yang buat keonaran. Maksudnya itu gimana?" katanya lagi.
Baca juga: Polda Jateng Klarifikasi soal Viral Video Polisi Kepung Warga di Masjid Wadas, Gubernur Minta Maaf
Simak keterangan Khamidah di bawah ini:
Klaim Tanpa Kekerasan
Di sisi lain, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengklaim tak ada kekerasan yang dilakukan oleh polisi di Desa Wadas pada Senin (7/2/2022).
Pihaknya, mengatakan bahwa kedatangan polisi adalah untuk mengamankan 70 orang dari pihak BPN dan lainnya dalam rangka pengukuran lahan.
"Selama pelaksanaan pengukuran tahap 1 tidak ada terjadi kekerasan anggota Polri kepada masyarakat dan kegiatan berjalan lancar," ujar Ramadhan, dikutip dari Tribunnews.com.
Tahap 1 sendiri adalah tahap yang dilakukan pada hari Senin.
Berdasarkan kesaksian warga, kericuhan mulai mucul pada Selasa.
Sayangnya, Ramadhan tidak menjelaskan lebih jauh terkait hal itu.
"Seluruh tim pengukur dan tim satgas pengamanan pada pukul 17.00 WIB (7 Februari 2022) meninggalkan area Desa Wadas dengan lengkap dan aman," pungkas dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Bentrok-di-Wadas.jpg)