Punya 100 Ekor Kambing, Pasangan Suami-Istri Peternak Ini Berbagai Tips Agar Hewan Ternak Sehat

Peternak kambing di Kota Manokwari berbagai tips agar kambing terhindar dari PMK. Berikut ulasannya

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
Tribun PapuaBarat.com
PETERNAK: Sumela (69) dan Matsahli (72), peternak kambing di daerah perumahan sekitar Mako Brimob, Wosi, Distrik Manokwari Barat, Manokwari, Papua Barat. Selain beternak kambing, keduanya juga beternak ayam. Mereka mulai waspada wabah PMK. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Kabupaten Manokwari masih kategori daerah bebas wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kendati demikian, wabah PMK tetap meresahkan bagi para peternak hewan ruminansia di Kabupaten Manokwari.

Satu di antara peternak yang resah, Sumela (69) dan Matsahli (72). Pasangan suami-istri ini sangat waspada agar ternaknya terkena virus.

"Sekarang kita lebih waspada," kata Sumela kepada TribunPapuaBarat.com, Kamis (7/7/2022) sore.

Baca juga: Lion Air Rute Ambon Delay, Penumpang 10 Jam di Terminal Keberangkatan Bandara Domine Edward Osok

Baca juga: KPU Papua Barat Gelar Rapat Koordinasi Pemutakhiran Data Berkelanjutan

Sehari-hari peternak di sekitar Mako Brimbo, Sowi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Mereka memanfaatkan pelataran rumah untuk menjadi kandang. Bahkan, mereka punya 100 ekor kambing.

Sebelumnya, mereka hanya fokus memberi makan yang cukup untuk kambing-kambing itu.

Kini, setelah wabah PMK merebak, Sumela dan Matsahli memberi perhatian ekstra untuk menjaga kebersihan kandang dan kambing.

"Dikasih makan pagi dan sore dan dikasih minum air garam," tutur wanita yang telah beternak kambing selama 8 tahun itu.

Sumela membagi tips bagaimana ia biasa menangani kambing-kambingnya yang sakit.

"Saya kasih minum air kelapa," ujar wanita asal Jawa Tengah itu.

Lebih lanjut, Sumela bilang kambing adalah hewan ternak yang rawan penyakit.

Baca juga: Papua Barat Dimekarkan, Orgenes Wonggor: Dekatkan Pelayanan Pemerintah pada Rakyat

Baca juga: Sapi Kurban 1,4 Ton Presiden Jokowi di Masjid Agung Al Akbar Sorong, Berikut Penjelasan Masjid

Jika kambing-kambingnya menunjukkan gejala kurang nafsu makan dan kotorannya cair, maka tak butuh waktu lama kambing itu akan mati.

Terlepas dari itu, Sumela dan Matsahli mengakui senang menjadi peternak kambing.

Mereka dapat menjual satu ekor kambing tiap harinya. Seekor kambing dewasa dibanderol harga Rp 4-5 juta. Keuntungan akan menjadi berlipat ganda, ketika mendekati hari raya Idul Adha.

Kambing yang akan dijadikan hewan kurban bisa mencapai Rp 6 - 6,5 juta.

Sayangnya, saat ini keduanya tidak memiliki kambing-kambing yang dijual untuk kurban hari raya Idul Adha 1443 H.

"Kambing-kambing kita sudah lebih dulu dibeli untuk lebaran haji kemarin. Sekarang yang di kandang untuk pembibitan," pungkasnya.

Satu ekor kambing bisa beranak satu hingga dua kali dalam setahun.

Gejala PMK pada Kambing

Melansir dari laman resmi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap.

Hewan itu seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah.

Hewan yang paling risiko kematiannya paling tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak, dengan angka kesakitan mencapai 100 persen.

Tingkat penularan PMK cukup tinggi, tetapi tingkat kematian hanya 1-5 persen. Gejala PMK berbeda antara sapi, kambing dan domba.

Pada hewan ternak kambing dan domba, PMK ditunjukkan dengan gejala lesi kurang terlihat, atau lesi pada kaki bisa juga tidak terlihat, Lesi / lepuh pada sekitar gigi domba.

Gejala lainnya yaitu kematian pada hewan muda, dan keluar air liur berlebihan (hipersativasi).

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved