Kisah Sejoli Pemulung TPA Manokwari, Sampah Rezeki Bagi Kami
Kisah dari Sejoli Pemulung di TPA Manokwari yang berjuang untuk beri nafkah keluarga
Penulis: redaksi | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - BAGI para pemulung yang sehari hari beraktivitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manokwari sampah tidak menjadi masalah.
Sebab, sampah menjadi pengharapan penghasilan mereka. Seperti yang dikisahkan pasangan suami-istri, Aldi (22) dan Ina (20).
Sehari-hari, Aldi dan Ina mencari barang bekas di TPA Manokwari, Arfai, Distrik Manokwari Selatan, Manokwari Papua Barat.
Baca juga: Kapten Kapal Wisata Raja Ampat, Namanya Taher Warfandu, Terkesima sama Ahok dan Sandiaga Uno
Baca juga: Kisah Transmigran Asal Lombok 27 Tahun tak Pulang Kampung, Ibu Kandung: Nak, Inak dan Ama Rindu
Mereka begitu cekatan mengumpulkan barang bekas, seperti botol, kaleng dan kardus.
"Kami kumpul saja kardus dan kaleng di sini, nanti ada yang datang ambil," kata Ina.
Barang bekas yang mereka kumpulkan dijual kepada toke. Harga satu kilogram plastik berkisar Rp 7000.
Sedangkan satu kilogram kaleng berkisar Rp 10 ribu dan kardus Rp 3000.
Hasil penjualan barang-barang itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
"Kami dari pagi sekira jam 06.00 WIT hingga sudah cukup atau ada halangan maka dihentikan. Sampah rezeki bagi kami," ujar Ina.
Limbah Makanan untuk Pakan Hewan
Tidak hanya pemulung barang bekas, tidak sedikit pemulung yang mengumpulkan sisa makanan di TPA.
Seperti yang dilakukan Ibu Reta (39), sehari-hari ia mengumpulkan sisa makanan untuk hewan peliharaan.
Baca juga: AKTIVITAS TPA Manokwari, Sampah Menggunung dan Aroma tak Sedap di Atas Tanah Seluas 45 Hektar
Baca juga: Termasuk 59 Daerah Se-Indonesia, Warga Kota Sorong Wajib Penerapan e-KTP Digital
"Ada pelihara babi, jadi kumpul makannya di sini saja, kan banyak," katanya.
Ia menceritakan, dalam sepekan ia dua kali berkunjung ke TPA Manokwari. Sedari pagi, ia mengumpulkan limbah makanan.
Jika cuaca panas atawa hujan, Reta bersama puluhan pemulung lainnya berteduh di sebuah tenda.
(*)