Kisah Pemuda Dirikan Rumah Baca di Pedalaman Arfak Papua Barat, Henok Ingin Putus Buta Aksara
Seorang pemuda asal suku Sougb, mendirikan sebuah rumah baca di pedalaman Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat demi menghapus buta aksara.
Sehingga, Henok pun merasa tergerak untuk membawa rumah baca Sijo agar didirikan di Kampung Dugrijmog.
"Saya koordinasi dengan Kakak Lamek untuk bisa membawa rumah baca Sijo dari Manokwari ke Kampung saya," imbuhnya.
Puji Tuhan, keinginan Henok pun mendapatkan respon positif dan dukungan dari Lamek.
"Ketika saya bawah ke kampung, hanya hitungan dua hari orang tua di sana pun mendukung gerakan ini," kayanya.
Ia mengaku, selama bergerak tidak ada pemerintah daerah yang mendukungnya dalam menghadirkan rumah baca di pelosok Pegunungan Arfak, Papua Barat.
"Selama berjalan saya hanya didukung oleh Kakak Lamek, kalau untuk yang lain sampai sekarang belum ada," ujarnya.
Baca juga: Daftar 11 Partai Politik yang Terima Bantuan dari Pemprov Papua Barat, Terbesar Partai Golkar
Buta Aksara
Sejak awal, di tanah kelahirannya itu mulai dari anak hingga orang tua tidak tahu membaca atau buta aksara.
Pasalnya, untuk akses ke ibukota Kabupaten Pegunungan Arfak, anak-anak harus menempuh perjalanan sepanjang 10 kilo meter.
Sehingga, rata-rata anak di Kampung Dugrijmog lebih memutuskan untuk tidak mengenyam pendidikan dasar hingga lanjutan.
"Anak-anak sampai orang tua mereka memang buta huruf tidak tahu baca," bebernya.
"Dengan hadirnya gerakan ini di Dugrijmog, puji tuhan satu persatu anak-anak mulai tahu baca dan tulis."
"Mereka senang karena kehadiran sejak rumah baca hadir di Dugrijmog, kurang lebih 32 anak sudah bisa baca dan tulis," imbuhnya.
Kini, para anak yang sudah lancar baca tulisan, telah lanjut dan mengenyam pendidikan di sebuah sekolah dasar.
Ia merasa bersyukur, karena dengan semangat terimakasih (Sijo) literasi telah berkontribusi untuk memutus buta aksara di Kampung Dugrijmog.
Ia berharap, anak Papua di daerah ini jangan terlalu terpaku pada pekerjaan ASN dan TNI-Polri.
"Ingat masih banyak tanggungjawab besar anak-anak dan adik kita di balik gunung dan lembah masih butuh kita untuk menuntun mereka agar bisa tahu baca tulis," pungkasnya.
(TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari)