Perjalanan Hidup Sakarias Dowansiba, 7 Hari 7 Malam Jalan Kaki dari Pegaf Menuju Manokwari
Perjalanan Hidup Sakarias Dowansiba, 7 Hari 7 Malam Jalan Kaki dari Pegaf Menuju Manokwari
TRIBUNPAPUABARAT.COM- "Kalian harus keluar, supaya bisa lihat terang," kata Sakarias Dowansiba, Kepala Distrik Manokwari Utara, Manokwari, Papua Barat menirukan perkataan orangtuanya tatkala ia ingin masuk sekolah dasar (SD).
Meski orangtua Sakarias Dowansiba hanya seorang petani miskin di Pegunungan Arfak tetapi hasrat untuk sekolahkan anaknya tinggi.
Karena itu, ia dibawa orangtuanya berjalan kaki selama tujuh hari agar bisa mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD).
Sakarias lahir di Kampung Yoom, Pegunungan Arfak (Pegaf). Di kampung itu, tidak ada setrum listrik. Bahkan, sekolah juga tidak ada.
Baca juga: Pedagang Bubur Sepuh Bisa Umroh Setelah 15 Tahun Menabung: Saya Mau Pensiun Penglihatan Terganggu
Baca juga: Kisah Pedagang Sirih Pinang di Pasar Sanggeng Manokwari yang Berhasil Kuliahkan Anaknya hingga PNS
Demi sekolah ia terpaksa harus meninggalkan kampung kelahirannya. Ia bersama orangtuanya jalan kaki selama satu minggu ke Manokwari.
"Satu minggu saya jalan kaki. Waktu itu, saya belum masuk sekolah. Kami jalan dari Kampung Yoom Pegaf menuju Kampung Lebau Manokwari," ujarnya sembari meneteskan air mata tatkala menceritakan masa lalunya.
Setiba di Kampung Lebau, Manokwari Utara, ia baru masuk sekolah dasar. Ia bisa sekolah sebagaimana anak seusianya.
Kala itu, guru yang menentukan umur dan kelas untuk para muridnya.
"Pak guru suruh tangan kanan pegang telinga kiri lewat atas kepala," katanya.
Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) Inpres 20 Nuni, Kampung Yoom, Distrik Manokwari Utara. Sekolah itu tidak jauh dari kediamannya.
"Saya tinggal di Kampung Lebau Manokwari. Jadi kampung tempat saya sekolah dengan lokasi sekolah bersebelahan," ujarnya.
Anak Petani Miskin
Sakarias Dowansiba, Kepala Distrik Manokwari Utara lahir di Kampung Yoom, Pegunungan Arfak (Pegaf) pada 20 Maret 1975.
Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara dari pasangan Petrus Dowansiba dan Dorkas Dowansiba.
Perkawinan sesama warga di Kampung Yoom, Pegunungan Arfak bisa disahkan secara adat.