Wisata Papua Barat
Wisata Papua Barat: Ada Surga di Tengah Hutan Raja Ampat, Hanya Boleh Berenang Selama 30 Menit
TribunPapuaBarat.com akan membahas salah satu wisata Papua Barat, yakni Sungai Kali Biru di pedalaman hutan di Kampung Warsambin.
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Membahas beragam wisata di Papua Barat, takkan ada habisnya.
Dari kepulauan Raja Ampat, Teluk Cendrawasih hingga Pulau Manisam, wisata Papua Barat tersebut punya keistimewaannya sendiri-sendiri.
Nah TribunPapuaBarat.com akan membahas salah satu wisata Papua Barat, yakni Sungai Kali Biru di pedalaman hutan di Kampung Warsambin, Distrik Teluk Mayalibit.
Sungai Kali Biru di Raja Ampat ini memiliki air sebiru kristal yang menyimpang keistimewaaan alam dan banyak legenda.
Bahkan, tanpa menyelam, wisatawan bisa melihat dasar sungai Kali Biru.
Baca juga: Mengenal Sejarah Wisata Raja Ampat Papua Barat, Ada Legenda Masyarakat soal Penemuan 7 Telur
Untuk menuju Kali Biru, butuh waktu sekitar 1 jam dengan menggunakan speedboat dari Waisai, ibu kota Raja Ampat.
Dari muara tempat kapal bersandar, wisatawan bias lanjutkan dengan trekking ke dalam hutan selama 30 menit.
Jangan khawatir jalan yang ditelusuri bukanlah hutan rimba, pengelola kawasan telah membuat jalur setapak yang memudahkan wisatawan.
Biaya masuk ke Kali Biru dibanderol sekitar Rp 100.000 – Rp 250.000 per orang.
Berikut TribunPapuaBarat.com rangkum pesona Sungai Kali Biru di Raja Ampat:
1. Kondisi Air
Sungai Kali Biru memiliki kedalaman 5 meter lebih, namun di beberapa bagian hanya mencapai 2-3 meter saja.
Arus sungai yang terbilang tenang, memudahkan wisatawan untuk menyelam.
Nah, menariknya, suhu air di Kali Biru tetap terjaga di sekitar 10-20 derajat celcius.
Bahkan saat terpapar sinar matahari.
Selain sejuk, air di Sungai Kali Biru juga bisa langsung di minum karena berasal dari sumber mata air pegunungan.

2. Ada Dua Suhu Air
Di bagian muara Sungai Kali Biru, ada dua suhu air, yakni sedingin es dan air hangat.
Hal ini karena sebagian sungai terpapar sinar matahari, dan sebagian lainnya tertutupi pohon hutan yang lebat,
3. Aturan Berenang
Dahulu, wisatawan dilarang berenang di sungai yang memanjakan mata tersebut.
Hingga di tahun 2016, diperbolehkan berenang dengan syarat tetap menjaga kelestarian alam.
Di antaranya, berenang tak lebih dari 30 menit, tidak memakai produk perawatan kulit dan harus mandi atau berganti pakaian di kamar mandi.
Selain alasan menjaga alam, hal ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

4. Legenda Sakral
Sungai Kali Biru merupakan bagian penting dari masyarakat setempat,
Bagi Suku Mayalibit, Kali Biru merupakan sungai yang sakral.
Dikutip dari direktoripariwisata.id, ada kisah dahulu kala sebelum pergi berperang, para prajurit berendam di sungai agar lebih kuat untuk menaklukkan musuh.
Legenda masyarakat lainnya menceritakan buaya putih yang tinggal di sungai ini akan menampakkan wujudnya sebagai petunjuk ada masyarakat yang melanggar hukum adat.
Nama Kali Biru sendiri juga memiliki ragam,
Ada masyarakat yang menyebut dengan Waiyal dengan makna Wai berarti Air dan Yal berarti 'tahu apa yang terjadi esok hari'.
Selain itu ada pula yang menamai Kali Biru dengan Warabiar yang dalam Bahas Papua berarti 'jernih'.
(TribunPapuaBarat.com)