Lapas Manokwari Utamakan Pendekatan Kemanusiaan ke Warga Binaan
Lapas Manokwari Utamakan Pendekatan Kemanusiaan ke Warga Binaan sehingga efektif dalam mendorong kegiatan positif
Penulis: Libertus Manik Allo | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI- Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II B Manokwari, Yulius Paath mengatakan, dalam melakukan pendampingan kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) selalu mengutamakan pendekatan kemanusiaan.
Ia menyampaikan, pendekatan kemanusiaan lebih efektif ketimbang menggunakan metode-metode pendekatan lainnya.
"Artinya mereka (WBP) juga manusia, kita perlakuan sebagai manusia, kebutuhan secara manusiawi kita berikan. Ya paling tidak kita ini hatinya," kata Yulius Paath saat ditemui TribunPapuaBarat.com di ruang kerjanya, Kamis (11/08/2022).
Yulius Paath menambahkan, dalam menerapkan pendekatan kemanusiaan bagi WBP, pihaknya lebih mengutamakan pembinaan kepribadian.
Baca juga: Perjuangan Yayasan Anak Air Pulau Papua YAAPP, Dari Sapu Laut Hingga Wujudkan Ekonomi Biru
Baca juga: Cerita Mianus Kogoya, Berjuang untuk Memperoleh Gelar Magister, Usaha Peternakan Wam Jadi Pendukung
"Contoh, bagi WBP yang beragama Kristen masuk gereja. Begitu juga dengan WBP yang bergama lainnya," ujarnya.
Dikatakannya, setiap WBP memiliki wali pemasyarakatan.
Wali-wali WBP ini diberikan pelatihan bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan warga binaannya sesuai dengan kode etik pemasyarakatan.
"Jadi kalau ibarat di sekolah itu, wali kelas," katanya.
Menurutnya, dalam melakukan pembimbingan dan pendampingan, pihaknya tidak menempatkan WBP sebagai lawan.
"Kita tidak bisa menempatkan (WBP) sebagai lawan paling tidak jadi keluarga kita. Sebab kalau mereka sakit kita sakit juga. Mereka sehat kita juga sehat. Mereka senang kita juga senang," ujarnya.
"Jadi pendekatan fisik itu paling terakhir. Tapi sebisa mungkin harus dihindari," katanya.
Ditambahkannya, dalam melakukan pendampingan kepada WBP, pihaknya melihat potensi dan bakat yang ada di dalam diri warga binaan.
"Kalau yang suka musik kita arahkan. Begitu juga mereka yang suka musik dan lainnya kita arahkan. Intinya apa yang mereka suka kita berikan ruang," ungkapnya.
(*)