Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Alasan Paulus Waterpauw Kibarkan Bendera di Pulau Fani: Wilayah Perbatasan Wajah Kita
EKSKLUSIF - Alasan Paulus Waterpauw Kibarkan Bendera di Pulau Fani: Wilayah Perbatasan Wajah Kita, sehingga wisata Papua Barat dari pulau terluar
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw mengatakan, punya alasan tersendiri membentangkan 77 meter bendera merah putih dan penancapan 77 bendera di Pulau Fani.
"Sebelumnya saya harus jelaskan mengapa kami harus melakukan prosesi dan membentangkan bendera sepanjang 77 meter. Lalu, kami juga menancapkan 77 buah bendera di Pulau Fani," ujarnya saat wawancara eksklusif bersama Manajer Konten TribunPapuaBarat.com di rumah dinasnya, Selasa (16/8/2022).
Ia bersama Forkopimda Papua Barat ke Pulau Fani untuk mengibarkan bendera merah putih.
Baca juga: Paulus Waterpauw Kukuhkan 35 Paskibraka Papua Barat: Mampu Jalankan Tugas Besok
Baca juga: Berkunjung ke Pulau Terluar, Paulus Waterpauw Beri Bantuan Tangan Kasih dan Sembako untuk Warga
Pulau Fani merupakan pulau terluar di Papua Barat. Berjarak 270 kilometer dari Kota Sorong. Pulau Fani berbatasan dengan Republik Palau.
"Dan, itu pulau kosong. Ada tiga pulau bila air surut menjadi satu kawasan.
Jadi kalau air pasang menjadi tiga pulau kecil. Indah sekali di sana. Ketika saya menjabat sebagai Deputi II Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan sudah ke sana. Saya datang bersama staf naik speedboat," katanya.
Setelah dilantik sebagai Pj Gubernur Papua Barat pada Rabu (11/5/2022), ia sudah berkeinginan kembali berkunjung ke Pulau Fani.
"Saya harus ke Pulau Fani lagi, Bapak Presiden lewat inpres 1 tahun 2021 tentang percepatan pembangunan ekonomi pada kawasan perbatasan negara. Dalam aturan itu dicanangkan upaya percepatan pembangunan perbatasan lewat pengelolaan perbatasan," ujarnya.
Dalam Inpres itu, kata dia, diatur peningkatan ekonomi, kesejahteraan dan pariwisata.
"Bapak Presiden berharap agar perbatasan hari ini menjadi pintu gerbang negara. Dulu diabaikan tapi hari ini menjadi hal yang utama dan terdepan. Sebab, wilayah perbatasan merupakan etalase. Wajah kita. Karena itu, saya selaku Pj Gubernur Papua Barat mencoba dorong itu kembali. Puji Tuhan mendapat tanggapan yang baik dari Forkopimda. Bapak Kapolda hadir, Pangdam hadir, Panglima Armada III hadir, Danrem juga hadir. Selanjutnya, Danlantamal, perwakilan MRP, perwakilan dari bupati dan DPRD Raja Ampat juga hadir. Wilayah Pulau Fani masuk dalam Distrik Kepulauan Ayau, Raja Ampat," katanya.
Menurutnya, momentum memperingati 77 tahun Kemerdekaan Indonesai harus mengenang jasa pahlawan. Jasa pendahulu.
"Yang masuk dalam lingkaran Republik Indonesia jangan sampai hilang. Kemarin itu, kami canangkan membentangkan dan penancapan bendera itu untuk sampaikan kepada khalayak masyarakat wajib hukumnya mengisi kemerdekaan, membangun masyarakat dan bangsa. Tapi, kita juga jaga kawasan startegis ini," ujarnya.
Baca juga: Paulus Waterpauw Serahkan Peralatan Usaha bagi Pelaku UMKM ke Tujuh Kabupaten/Kota Papua Barat
Baca juga: Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 77 Meter, Paulus Waterpauw akan Berkunjung ke Pulau Terluar
Dia menjelaskan, Pemerintah serius dalam membangun perbatasan. Ia mencontohkan sejumlah wilayah perbatasan yang sudah dibangun serius.
"Misalnya Skouw, kalau teman teman ke situ bisa melihat bagaimana Bapak Presiden membangun perbatasan di situ. Luar biasa. Apik dan timbul kehidupan, perekonomian dan kesejahteraan ikut timbul di situ," katanya.
Selanjutnya, pembangunan perbatasan juga dilakukan pada Aruk, Sambas, Kalimantan Barat.
"Saya sudah tiba di sana (Sambas), demikian juga di NTT dan Merauke saya juga tiba di sana. Pada beberapa wilayah lain Menkopolhukam dan Mendagri juga datang ke pulau terluar di Sulawesi Utara. Saya pikir itu bagian menjadi semangat bersama. Pemerintah daerah perpanjangan tangan dari pusat ini selayaknya kita komitmen kuat sebagaimana Bapak Presiden jalankan itu," ungkapnya.
(*)