Banjir Sorong
Demonstran Sebut Sampah dan Banjir di Sorong Dosa Eks Wali Kota, Lambert Jitmau: Jangan Asal Ngomong
Mantan Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau angkat bicara soal penyebab menumpuknya sampah dan banjir, yang melanda Kota Sorong, Papua Barat.
Penulis: Safwan Ashari | Editor: Roifah Dzatu Azmah
TRIBUNPAPUABARAT.COM, SORONG - Mantan Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau angkat bicara terkait tudingan massa perihal menumpuknya sampah dan banjir, yang melanda Kota Sorong, Papua Barat.
Lambert mengatakan, siapapun yang akan menjadi Wali Kota tidak bisa menjawab persoalan ini jika tak didukung oleh kesadaran warga.
"Yang menghasilkan sampah itu warga sendiri, termasuk mereka yang demo itu juga buang sampah," ujar Jitmau, kepada awak media, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Paulus Waterpauw Tanya Data Korban Banjir Sorong, Kepala Distrik hingga RT Pontang panting
Bahkan, pria asal Maybrat ini menuturkan, massa aksi pun tidak pernah mengangkat sampah.
"Tidak pernah angkat sampah dan bahkan tidak pernah bayar retribusi sampah," tuturnya.
Persoalan banjir dan sampah tidak bisa dihindari dari satu waktu.
"Karena yang menghasilkan sampah, bukan Wali Kota," jelas Lambert.
"Biar Wali Kota siapapun datang juga, banjir dan sampah tetap ada."
Kata Jitmau, saat ini semua drainase atau got sudah dibangun olehnya.
"Kota ini terletak diantara lereng dan laut, jadi kalau hujan air dari atas turun terus kalau ada air pasang bisa terjadi banjir," ungkapnya.

Sorong bukanlah daerah yang baru sehingga perencanaan dan tata kota diatur sedemikian rupa untuk mengatasi persoalan ini.
"Kota ini peninggalan kabupaten induk jadi orang sudah bangun rumah dan segala macam," kata Lambert.
Sehingga, jika membuat ulang drainase lagi otomatis akan mengganti rugi ratusan miliar lebih banyak ketimbang membangun fisik.
"Jadi jangan asal ngomong," imbuhnya.
Baca juga: Demonstran Sebut Sampah dan Banjir yang Melanda Sorong Jadi Dosa Eks Walikota
Ia mengklaim, pembangunan dan perkembangan di Kota Sorong hari ini merupakan hasil dari buah tangannya selama 10 tahun menjadi Wali Kota.
"Sekarang provinsi ada turun keruk sungai di Sorong, memang itu adalah tanggung jawab mereka, kecuali Kali Remu itu APBN," pungkasnya.
Sebelumnya, massa aksi yang terdiri dari kader HMI Cabang Sorong dan sejumlah warga mengkalim, banjir di Kota Sorong, merupakan dosa bagi eks Wakil Kota Sorong, Lambert Jitmau.
Hal ini diungkapkan Jenderal Lapangan (Jenlap) Manaf Rumodar, sembari menyampaikan aspirasi di Kantor Walikota Sorong.
"Banjir selama 10 tahun melanda Kota Sorong, merupakan dosa bagi mantan Walikota Sorong," ujar Manaf, kepada TribunPapuaBarat.com, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Massa Demo Minta Penyelesaian Masalah BBM hingga Banjir, Paulus Waterpauw: Saya Suka Cara Kritis Ini
Pasalnya, selama kepemimpinannya eks Walikota Sorong itu gagal menyelesaikan persoalan di daerah ini.
Selain banjir, ia menilai selama memimpin, sampah di wilayah Kota Sorong, tak kunjung diselesaikan.
"Sampai saat ini masih banyak sampah yang jatuh dan menyumbat sejumlah saluran air di Sorong," tuturnya.
Manaf menuturkan, aksi ini bukan untuk menuntut Pj Walikota Sorong.
Namun, meminta pemerintah agar bisa mencari solusi terkait persoalan banjir dan sampah di Kota Sorong, termasuk kenaikan BBM di Indonesia.
Ia berharap, Pj Walikota Sorong dapat menindak lanjuti persoalan banjir dan sampah di Kota Sorong.
(TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari)