AMAN Buat 20 Juta Hektare Peta Wilayah Adat se-Indonesia, Ada yang Tergerus Perkebunan Sawit

ada juga wilayah adat yang tidak nyaman dan aman ketika pandemi covid-19 karena sudah tergerus  aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan

TribunPapuaBarat.com/Libertus Manik Allo
Sekjen AMAN - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi, Senin (24/10/2022), mengatakan AMAN telah membuat sekitar 20 juta hektare peta wilayah adat se-Indonesia. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, SENTANI - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi, mengatakan telah membuat sekitar 20 juta hektare peta wilayah adat se-Indonesia.

Peta itu, ucap Rukka Sombolinggi, sudah diserahkan ke pemerintah, tapi belum mendapat pengakuan.

Padahal selama pandemi covid-19, wilayah adat menjadi daerah yang paling aman dan nyaman.

"Kami masyarakat adat selama pandemi membuktikan diri, ada banyak jawaban yang kami terima. Wilayah adat yang mandiri bermartabat masih bisa kami kontrol dan kendalikan dan menjadi wilayah yang paling aman selama pandemi," ujarnya.

Menurutnya, ada juga wilayah adat yang tidak nyaman dan aman ketika pandemi covid-19 karena sudah tergerus  aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan.

"Mereka ini nasibnya sama seperti orang-orang di kota. Artinya ketangguhan kita ditentukan oleh keutuhan wilayah adat," ujarnya.

Baca juga: 9 Tahun Kebangkitan Masyarakat Adat Kabupaten Jayapura Hasilkan Puluhan Kampung Adat

Karena itu, lewat KMAN VI semua utusan wilayah adat se-Indonesia akan bersama-sama memperjuangkan hak-hak masyarakat adat.

"Perjuangan kita masih panjang. Semua itu tergantung dari kita sendiri. Negara terus menyebutkan masyarakat adat diakui sepanjang masih ada dan sesuai perubahan zaman," ucapnya.

Rukka memberikan apresiasi atas pelaksaaan KMAN VI di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

"Saya berterima kasih kepada seluruh ondofolo, perwakilan masyarakat adat yang telah jauh-jauh datang ke Tanah Tabi. Kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum kebangkitan masyarakat adat," kata Rukka Sombolinggi. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved