Para Penari Kawasaran AMAN Sulut Pakai Pakaian Adat Peninggalan Leluhur di KMAN VI Papua
Ketua BPH AMAN Sulut menyebut, tari kawasaran yang diperagakan 50 lebih penari dalam pembukaan KMAN VI itu sama seperti yang ditampilkan di Minahasa
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Utara (Sulut) menampilkan tari kawasaran dalam pawai budaya Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-VI, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Senin (24/10/2022).
Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Aman Sulut, Kharisma Kurama (29), mengatakan sebagian penari kawasaran sengaja mengenakan pakaian adat milik leluhur mereka.
Hal itu sebagai wujud totalitas masyarakat adat Minahasa menyukseskan KMAN VI di wilayah adat Tabi, Papua.
"Ada yang memakai peninggalan leluhur turun-temurun. Kita all out dalam Kawasaran sebagai bentuk dukungan KMAN VI ini," kata Kharisma Kurama kepada TribunPapuaBarat.com di Lapangan Theys Hiyo Eluay, Sentani, titik awal pawai budaya.
Ketua BPH AMAN Sulut menyebut, tari kawasaran yang diperagakan 50 lebih penari dalam pembukaan KMAN VI itu sama seperti yang ditampilkan di tanah asalnya, Minahasa.
Baca juga: 250 Penari Kolosal Kabupaten Jayapura Ramaikan Pembukaan KMAN VI
Mulai dari gerak tarian yang menggambarkan kegagahan para kesatria perang dari Minahasa hingga perlengkapan pakaian adat.
Pakain adat terdiri dari kain tenun, kalung tengkorak, gelang, topi bermahkota paruh burung uwak, dan pedang khas masyarakat adat Minahasa.
Untuk memboyong semua kelengkapan tari kawasaran itu ke Jayapura, ucap Kharisma, kontingen AMAN Sulut yang berjumlah 100 lebih, sengaja menggunakan transportasi laut.
"Kami mpat hari tiga malam di kapal. Sengaja untuk jaga keutuhan perlengkapan Kasawaran ini, sama bawa sayuran-sayuran hasil panen juga," kata Kharisma.
Baca juga: Masyarakat Adat Kasepuhan Suarakan 3 Poin Penting di KMAN VI di Jayapura
Pawai budaya dimulai dari Lapangan Theys Hiyo Eluay dan berakhir di Stadion Barnabas Youwe, lokasi seremoni pembukaan KMAN VI.
Sepanjang perjalanan, para penari Kawasaran yang memakai baju dan celana berwarna merah itu terus memasang muka 'sangar'.
Ada yang sambil menghunus pedang ke arah penari lain di hadapannya, seperti di medan perang.
Pemandangan tari Kawasaran dan para penarinya pun lantas menyita perhatian banyak orang.
Setiap orang yang berpapasan dengan penari Kawasaran, terus mengabdikan gambar memakai kamera masing-masing.
Adapun KMAN VI akan digelar hingga Minggu (30/10/2022).
 
 


:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Ilustrasi-penemuan-mayat-dan-pembunuhan.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Oknum-polisi-iseng-menembakkan-pelontar-gas-air-mata.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Gedung-Mahkamah-Konstitusi-MK-di-Jalan-Medan-Merdeka-Barat.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Piet-Bukorsyom-berkoordinasi-dan-berkonsultasi-dengan-Otoritas-Jasa-Keuangan-OJK-Papua.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/warga-Papua-Nugini-terancam-hukuman-20-tahun-penjara.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Komisi-Pemilihan-Umum-KPU-RI-merancang-maksimal-300-pemilih-per-TPS.jpg)