Paulus Waterpauw Nobar Film Anak Disabilitas, Kepala SLB Manokwari: Semoga Ada Perhatian Pemda

"Saya senang sekali bisa nobar (nonton bareng) film Tegar dengan bapak gubernur," kata Elisabeth Lin Aibesa.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
NONTON BARENG - Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw (delapan dari kiri) berfoto bersama anak SLB Panca Kasih dan anak lainnya usai nobar Film Tegar di Cinema XXI Manokwari City Mall, Selasa (6/12/2022) malam. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Riuh rendah anak-anak sejurus kemudian menjelma sepi seiring lampu bioskop studio 4 cinema XXI, Manokwari City Mall dipadamkan.

Tak berselang lama, Film Tegar mulai diputar.

Sesekali mata Elisabeth Lin Aibesa (16), melirik ke barisan kanan studio karena penasaran ekspresi wajah Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw yang ikut menyaksikan film berkisah anak disabilitas itu.

Di tengah remang-remang studio, orang nomor satu di Papua Barat, Paulus Waterpauw tampak menyolok dengan postur tubuhnya yang tinggi dan berseragam keki.

Ketika tiba di klimaks perjuangan Tegar (tokoh utama film) yang terlahir tanpa lengan dan kaki, Paulus Waterpauw sesekali mengusap air mata di pipinya.

"Saya senang sekali bisa nobar (nonton bareng) film Tegar dengan bapak gubernur," kata Elisabeth Lin Aibesa, siswa kelas XI SMAN Keberbakatan Olahraga Papua Barat usai menonton Film Tegar, pada Selasa (6/12/2022) malam.

Baca juga: Kabupaten Manokwari Hanya Punya 1 SLB, Guru Beberkan Kendala Izin Operasional SMP dan SMA

Baca juga: Sekolah Luar Biasa Panca Kasih di Kabupaten Manokwari Kekurangan Tenaga Guru

Hal yang sama diutarakan Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Panca Kasih Manokwari, Emma Aya Teken.

Dia yang malam itu membawa sekira 40-an anak SLB Panca Kasih Manokwari, terus saja mengukir senyum ketika melihat anak didiknya berjingkrak riang sesudah menonton film Tegar.

"Film ini sangat menginspirasi anak-anak. Karena Tegar (tokoh utama film), sama saja dengan kondisinya dengan anak-anak," ujar Emma Aya Teken.

Kendati ke-80 siswa SLB Panca Kasih diundang nobar film yang dilakoni seorang putri Papua Joanita Chatarine, tetapi Emma mengaku hanya memboyong anak-anak yang dianggapnya mampu menyesuaikan kondisi bioskop.

Seperti anak-anak penyandang tunagrahita atau keterbelakangan mental dan tuna wicara.

"Kalau bawa yang autis, kasihan dia belum mampu mengontrol emosinya," imbuh Emma.

Baca juga: Komitmen Bangun SDM Papua Barat, Paulus Waterpauw Alokasikan 35 Persen Anggaran di Sektor Pendidikan

Baca juga: Akademisi UNIPA Beberkan 3 Problem Besar Pendidikan di Papua Barat soal Guru

Kegembiraan malam itu terasa makin lengkap, ucapnya, karena Paulus Waterpauw memberi kado Natal lebih dini bagi anak-anak.

Pj Gubernur Papua Barat mentraktir  tiap anak, guru dan pendamping yang nobar Film Tegar untuk berbelanja baju dan sepatu di mall.

"Kalau ditraktir makan, kenyang lalu dilupakan. Tapi kalau pakaian dan sepatu ini kan, selama dia pakai akan terus ingat kalau ini dari bapak gubernur," terang Emma.

Kendati begitu, Emma berharap perhatian Pj Gubernur Papua Barat kepada anak penyandang disabilitas tak usai pada nobar film Tegar.

Menurut dia, tantangan yang dihadapi anak-anak disabilitas saat ini adalah menyemai kesetaraan dalam pendidikan.

Walaupun SLB Panca Kasih Manokwari merupakan satu-satunya sekolah untuk penyandang disabilitas di Kabupaten Manokwari, namun Emma mengaku masih kekurangan tenaga guru.

Baca juga: Otonomi Khusus dan Dilema Kesejahteraan hingga Pendidikan Orang Papua

Baca juga: Hadiri Paripurna DPRD Fakfak, Paulus Waterpauw Janji Fokus pada Pendidikan di Papua Barat pada 2023

Emma mengatakan, saat ini jumlah guru hanya tujuh orang dengan status honorer daerah.

Jumlah ini tidak sebanding dengan banyaknya siswa SLB yang mencapai 80 orang.

"Saya sendiri yang PNS (Pegawai Negeri Sipil). Tahun 2024, saya sudah pensiun," kata Emma.

Emma yakin melalui film Tegar ini memantik kesadaran bahwa anak-anak SLB juga bisa mandiri, asalkan dilatih di tangan yang tepat, satu di antaranya adalah para guru.

Sehingga, dia sangat berharap kedepannya, jumlah guru di SLB Panca Kasih bisa bertambah sambil dilengkapi fasilitas pendukung pembelajaran. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved