Pioner Tanah Papua Instal Dua Unit PLTS di Kampung Resye dan Womom Kabupaten Tambrauw
Setelah dua unit PLTS terinstal, masyarakat setempat tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
Penulis: Libertus Manik Allo | Editor: Elias Andi Ponganan
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Warga Kampung Resye dan Kampung Womom di Distrik Tobouw, Kabupaten Tambrauw akhirnya dapat menikmati listrik.
Hal itu setelah Pioner Tanah Papua menginstal dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di dua kampung tersebut.
Direktur Eksekutif Pioner Tanah Papua, Ari Mantoro mengatakan, sebelumnya dua kampung tersebut hanya menikmati listrik melalui generator set (Genset).
"Itu pun kalau masyarakat ada uang untuk beli bahan bakar minyak (BBM), kalau tidak ya kampung gelap," katanya kepada Tribunpapuabarat.com di Manokwari, Sabtu (24/12/2022).
Baca juga: Kampung Resye dan Womom di Kabupaten Tambrauw Jadi Pilot Project Green Village
Baca juga: Kado Jelang Tahun Baru, PLTS Kalitami Beroperasi 18 Jam, Anak-anak Teluk Bintuni Bisa Belajar Malam
Dari kondisi itulah, sambung Ari Mantoro, pihaknya melalui dukungan WWF program VCA sedang mendorong pilot project (proyek percontohan) energi terbarukan tenaga surya di dua kampung tersebut.
Setelah dua unit PLTS terinstal, masyarakat setempat tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
Tak hanya itu, listrik itu juga digunakan untuk menerangi gereja, rumah pastori dan badan usaha milik kampung (Bumkam).
"PLTS di Kampung Womom digunakan untuk menghidupkan pompa air untuk mengalirkan air bersih dan listrik gereja. Untuk Kampung Resye, PLTS digunakan untuk listrik di rumah pastori dan bumkam," ujar Ari Mantoro.
Baca juga: Kadis ESDM Papua Barat Minta Agar Perda Energi Daerah Secepatnya Dibahas
Baca juga: Dewan Energi Nasional Dorong Agar Perda RUED Papua Barat Tuntas pada Oktober Ini
Ia menuturkan, PLTS merupakan solusi mengatasi persoalan listrik di daerah pedalaman yang terisolir.
Penggunaan pembangkit energi terbarukan sangat ramah lingkungan karena tidak ada emisi yang dihasilkan.
Upaya tersebut menjadi langkah yang tepat dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
"Sampai saat ini energi adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan iklim," beber Ari Mantoro.
Baca juga: Momen Natal, Manager PLN Manokwari Ajak Seluruh Karyawan Tingkatkan Pelayanan pada Masyarakat
Baca juga: PLN UP3 Manokwari Jamin Pasokan Listrik Aman Saat Natal dan Tahu Baru, Puluhan Personel Siaga 24 Jam
Ia menjelaskan, fakta yang terjadi menggambarkan bahwa perubahan iklim itu nyata adanya.
Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat.
Kenaikan suhu bumi mengubah sistem iklim dan berpengaruh terhadap perubahan alam serta kehidupan manusia.
Seperti, kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, hingga ekosistem wilayah pesisir.
"Faktor yang mempengaruhi laju perubahan iklim banyak sebabnya diantaranya adalah sektor energi dimana sektor ini adalah penyubang terbesar perubahan iklim," ucap Ari Mantoro.
Baca juga: Kepala Bapenda Papua Sebut Kendaraan Operasional PLN Tunggak Pajak Ratusan Juta
Baca juga: Dekat Kantor Gubernur Papua Barat, Kampung Dahama Belum Teraliri PLN, Warga Pakai Senter Saat Malam
Menurutnya, hampir semua pembangkit listrik pemerintah ataupun industri swasta masih menggunakan pembangkit listrik tenaga fosil, sehingga perlu upaya mitigasi perubahan iklim dengan cara mendorong transisi energi.
Dari energi fosil ke energi terbarukan yang ramah lingkungan.
"Dengan semangat perubahan untuk dunia yang lebih baik di waktu yang akan datang mari sama – sama kita dorong proses transisi energi dan bijaklah dalam menggunakan energi," pungkas Ari Mantoro.(*)