Enam Distrik di Kabupaten Tambrauw Terisolasi, Pj Bupati: Masyarakat ke Kota Jalan Kaki Berhari-hari

"Kalau masyarakat mau ke kota harus jalan kaki berhari-hari," ucap Pj Bupati Tambrauw.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/PETRUS BOLLY LAMAK
AKSES JALAN - Penjabat Bupati Tambrauw Engelbertus Kocu (tengah) saat diwawancara sejumlah awak media di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (5/1/2023). Ia menjelaskan, ada enam distrik hingga kini kesulitan akses jalan. Tranportasi yang dapat digunakan menuju enam distrik hanyalah helikopter. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, SORONG - Masyarakat dari enam distrik di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya masih hidup dalam kondisi keterisolasian.

Sebab, keenam distrik tersebut tidak terkoneksi dengan akses jalan yang memadai hingga saat ini.

Penjabat Bupati Tambrauw, Engelbertus Gabriel Kocu mengatakan, keenam distrik yang dimaksud adalah Distrik Fausafo, Inggo, Ireres,  Kebar Selatan, Manekar dan Distrik Tabouw.

Transportasi yang dapat digunakan menuju ke enam distrik hanyalah helikopter.

"Pemerintah mau berkunjung ke enam distrik itu, maka hanya bisa gunakan helikopter," kata Engelbertus Gabriel Kocu kepada TribunPapuaBarat.com, Kamis (5/1/2023).

Baca juga: IPM Tambrauw Terendah di Papua Barat, Pj Bupati Engelbertus: Ini Tantangan bagi Pemerintah

Baca juga: Profil Kabupaten Tambrauw, Daerah Terluas di Provinsi Papua Barat Daya dengan Penduduk Terkecil

Sebaliknya, masyarakat dari enam distrik menuju ke wilayah perkotaan maka harus menempuh perjalanan berhari-hari.

Salah satu alasan belum dibangun akses jalan ke enam distrik karena masuk dalam kawasan cagar alam.

"Kalau masyarakat mau ke kota harus jalan kaki berhari-hari," ucap Pj Bupati Tambrauw.

Baca juga: Kapolres Tambrauw Instruksi Jajaran Tindak Tegas Penambang Emas Ilegal: Jaga Citra Polri

Baca juga: Pioner Tanah Papua Instal Dua Unit PLTS di Kampung Resye dan Womom Kabupaten Tambrauw

Ia mengakui bahwa, perkembangan pembangunan di Kabupaten Tambrauw sangat lamban dibandingkan kabupaten lainnya di Provinsi Papua Barat Daya.

Akses jalan yang belum tersedia menjadi faktor penghambat pembangunan daerah terutama pada distrik dan perkampungan.

"Anak-anak di sana sebenarnya mau sekolah, tapi fasilitas pendidikan minim karena tidak adanya akses jalan," ungkap dia.

Baca juga: Kisah Bripka Septinus Arui, Polisi yang Pernah Jadi Guru di Pedalaman Tambrauw

Baca juga: Produksi Tukik Meningkat Tajam di Pantai Jeen Womon Tambrauw

Pemerintah daerah mengalami kesulitan untuk membangun sektor pendidikan, kesehatan dan lainnya karena terhambat dengan konektivitas antar wilayah.

Perkembangan pembangunan di Tambrauw memang berbeda dengan kabupaten lain dikarenakan memiliki topografi yang berat.

Berbagai hambatan tersebut mengakibatkan Kabupaten Tambrauw menjadi kabupaten dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang paling rendah di Papua Barat Daya maupun Papua Barat.

"Daerah yang ada di Kabupaten Tambrauw juga ada daerah aliran sungai yang sangat besar, sehingga rawan longsor dan banjir," pungkas Engelbertus Kocu.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved