Paulus Waterpauw Sidak ke Pasar Sanggeng, Nelayan pun Ungkap Keluhan ke Pj Gubernur Papua Barat Itu
"Bukan hanya memantau harga ikan, tapi mendengar kendala nelayan di Manokwari, dan ternyata banyak," kata Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) Papua Barat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisional di Manokwari, Kamis (12/1/2023) siang.
Mengenakan batik biru dan topi putih, Paulus Waterpauw memulai sidak ke pangkalan pendaratan ikan (PPI).
Ia lalu ke stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) dan bertanya-jawab dengan para pedagang di Pasar Ikan Sanggeng.
"Hari ini kita bukan hanya memantau harga ikan, tapi mendengar kendala nelayan di Manokwari, dan ternyata banyak," kata Paulus Waterpauw kepada awak media di Manokwari.
Menurutnya, permasalahan nelayan di Manokwari yang ditampung hari ini sebagai basis perumusan kebijakan dan penetapan anggaran pada 2023.
Baca juga: Daftar Pimpinan 24 OPD di Papua Barat, 5 Kepala Dinas Berstatus Pelaksana Tugas
Selain kendala sarana seperti pabrik es dan kesediaan bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan, Paulus Waterpauw pun meninjau potensi hasil tangkapan laut di Manokwari.
Termasuk potensi ekspor ikan tuna yang menjangkau pasar di Pulau Jawa (Jakarta), Bali dan Sulawesi (Makassar).
"Mulai dari tempat pelelangan ikan, BBM untuk nelayan sampai cold storage atau pabrik es, semua akan kita evaluasi," Pj Gubernur Papua Barat itu.
Soal pabrik es, Paulus Waterpauw mengungkapkan, ada dua opsi yaitu dikembangkan atau dipindahkan lokasinya.
Pasalnya, sudah belasan tahun pabrik es di Pasar Sanggeng tidak beroperasi.
Baca juga: Curhat Mama Penjual Sayur di Pasar Sanggeng: BBM Naik, Tarif Ojek Juga Naik
Dalam kesempatan dialog secara langsung dengan Paulus Waterpauw , Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Papua Barat, Ferry Auparay, meminta bantuan revitalisasi pabrik es.
"Rantai dingin nelayan selama ini terganggu, padahal hasil tangkapan laut melimpah dan ada peluang ekspor," ujar Ferry Auparay.
Ia mengaku, selama ini nelayan di Manokwari menyuplai es dari produksi rumah tangga.
Menurut dia, dampak buruk dari pola konsumsi es rumah tangga yakni nelayan Manokwari bertindak sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut.
"Sekali melaut bisa 300 plastik es yang dibuat ke laut," kata Ferry Auparay.
Pasar Ikan Sanggeng
Pj Gubernur Papua Barat
Paulus Waterpauw
Pasar Sanggeng
nelayan
Manokwari
sampah plastik
pabrik es
Kemenkum Papua Barat dan MPIG Kakao Ransiki Tingkatkan Perlindungan IG |
![]() |
---|
Tongkonan dan Rumah Kaki Seribu jadi Sorotan Seminar Budaya Nasional TOLABEMA |
![]() |
---|
Bupati Hermus Indou kepada Warga Manokwari: Tetap Tenang, Waspada, dan Tidak Terprovokasi |
![]() |
---|
Jadwal Kapal Sorong Makassar September 2025: Cek Harga Tiket Termurahnya |
![]() |
---|
Jamin Keamanan Masyarakat Manokwari, Kepolisian Intens Patroli di Sejumlah Titik Rawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.