Wanita di Sorong Diamuk Massa

Identitas Wanita Korban Tewas Dibakar Massa di KM 8 Kota Sorong, Polda: Jangan Main Hakim Sendiri

Polda Papua Barat angkat bicara menyikapi kasus penganiayaan dan pembakaran terhadap seorang wanita hingga tewas, di Kilometer (KM) 8 Kota Sorong

Penulis: redaksi | Editor: Haryanto
(dok Warga)
KRIMINAL - Sejumlah warga di Kota Sorong, Papua Barat Daya, membakar seorang wanita hidup-hidup di Kilometer 7 Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (24/1/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, KOTA SORONG - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Papua Barat, Kombes Pol Novia Jaya meminta, warga tidak main hakim sendiri untuk menyelesaikan persoalan.

Hal itu disampaikannya menyikapi kasus penganiayaan dan pembakaran terhadap seorang wanita hingga tewas, di Kilometer (KM) 8 Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (24/1/2023) kemarin.

Dirreskrimum membenarkan korban bernama Wagesuti, berjenis kelamin perempuan.

Korban berasal dari Sulawesi Tenggara (Sulteng).

Korban pembakaran mengalami luka bakar sekira 95 persen sehingga mengakibatkan meninggal dunia.

“Negara kita negara hukum, jadi harus diproses hukum, bukan main hakim sendiri,” tegasnya.

Baca juga: Massa Bakar Seorang Wanita di Kota Sorong hingga Tewas, Warga di Papua Barat Daya Geger

Lebih lanjut, Kombes Pol Novia Jaya meminta masyarakat untuk melapor ke kepolisian jika menemukan orang yang mencurigakan.

Termasuk, menyikapi isu penculikan anak.

“Diimbau agar masyarakat bila menemukan orang yang mencurigakan silakan lapor ke petugas polisi terdekat untuk kita buktikan bahwa yang bersangkutan sebagai pelaku tindak pidana dari yang dicurigakan,” ujarnya.

Dalam peristiwa ini, korban luka bakar tidak hanya dialami oleh satu korban tewas.

Dirreskrimum Polda Papua Barat juga membenarkan dua orang saksi yang berada di lokasi saat kejadian mengalami luka bakar.

Keduanya berinisial AB yang mengalami luka bakar sekira 27 persen.

Satu korban luka bakar lainnya yakni HB yang mengalami luka bakar sekira 18 persen.

Terkait kasus ini, Kombes Pol Novia Jaya juga mengatakan pihaknya terus melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan beberapa saki.

“Masih diselidiki, kita sedang menyelidiki kasus ini dan meminta keterangan beberapa saksi,” katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Wanita di Kota Sorong Dibakar Warga Hidup-hidup

KRIMINAL - Sejumlah warga di Kota Sorong, Papua Barat Daya, membakar seorang wanita hidup-hidup di Kilometer 8 Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (24/1/2023).
KRIMINAL - Sejumlah warga di Kota Sorong, Papua Barat Daya, membakar seorang wanita hidup-hidup di Kilometer 8 Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (24/1/2023). ((dok Warga))

Kantongi Identitas Pelaku

Kapolresta Sorong Kota, Kombes Pol Happy Perdana Yudianto sebelumnya memastikan pihaknya akan menindak tegas pelaku.

"Terkait kejadian tadi, Polresta Sorong Kota tetap melakukan tindakan hukum berupa pengejaran terhadap para pelaku," ujar Happy, kepada awak media di Sorong, Selasa kemarin.

Pasalnya, para pelaku melakukan aksi pembakaran hingga berujung pada korban meninggal dunia.

Happy mengaku, pihaknya kini mengumpulkan sejumlah bukti terkait kejadian di KM 8 di Kota Sorong.

"Untuk nama-nama sudah ada, nanti kita memberikan informasi lebih lanjut setelah semua data diperoleh termasuk barang bukti, tersangka dan lainnya," tegasnya.

Happy mengimbau agar masyarakat Kota Sorong, Papua Barat Daya, jangan main hakim sendiri.

Baca juga: Kapolresta Sorong Kota Bantah Ada Kasus Penculikan Anak di Kota Sorong: Belum Ada Laporan

Kronologi Kasus

Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi menuturkan kronologi awal terkait seorang wanita di Sorong Kota dibakar oleh massa hingga tewas.

Saat itu massa menduga korban merupakan pelaku penculikan anak yang belakangan ini tengah santer beredar.

"Wanita itu dibakar karena diduga merupakan pelaku penculikan anak yang viral di media sosial," ujar Adam, kepada TribunPapuaBarat.com melalui pernyataan tertulis, Selasa.

Massa yang mengamuk juga sebelumnya sempat melakukan pengeroyokan kepada korban.

"Iya benar, tadi pagi telah terjadi pengroyokan dan pembakaran terhadap seorang wanita.
informasi awal setelah saya konfirmasi ke Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol Happy Perdana Yudianto," katanya.

"Infonya korban diduga pelaku penculikan anak oleh masyarakat, sehingga korban diamuk massa."

Korban sempat diamankan oleh Bhabinkamtibmas, namun jumlah warga terlalu banyak.

Hingga seorang di antaranya menyiram bensin dan menyulut api ke tubuh korban.

"Korban sempat diamankan Bhabinkamtibmas karena jumlah massa yang terlalu banyak, bahkan salah satu massa ada yang menyiramkan bensin dan membakar korban," imbuhnya.

Dilanjutkan oleh Kasat Reskrim Polresta Sorong Kota, Iptu Abdul Bayu Ananda mengatakan petugas kemudian datang dan mencoba memadamkan api di tubuh korban.

Namun korban kemudian meregang nyawa setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele Be Solu Kota Sorong, Papua Barat Daya.

"Ia benar korban dia sudah meninggal di RSUD Sele Be Solu," ujar Bayu.

Bayu menuturkan, awalnya korban masih selamat meski menangis kesakitan karena tubuhnya terbakar.

"Saat petugas memadamkan api dan membawa ke RSUD Sele Be Solu, namun setibanya di sana justru korban meninggal," tuturnya.

Baca juga: Kasus Pembakaran Perempuan di Sorong, Partai Garuda Imbau Warga Tak Mudah Diprovokasi Isu Hoax

Tak Terprovokasi

Kapolresta Sorong Kota, Kombes Pol Happy Perdana Yudianto membantah terkait informasi penculikan anak di wilayah Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Happy meminta agar warga tidak Sorong tidak terprovokasi dengan informasi hoaks yang viral di berbagai media sosial.

"Soal informasi yang beredar terkait penculikan anak di wilayah Sorong, itu hoaks dan tidak benar," ujar Happy, Selasa.

"Jangan percaya sebelum mendapat konfirmasi dari pejabat yang berwenang”.

Bahkan, hingga kini belum ada laporan di Polresta Sorong Kota, maupun Polsek jajaran terkait kasus penculikan anak.

"Kami meminta kepada seluruh orang tua untuk tetap menjaga anak-anaknya, saat mengantar sekolah atau pulang sekolah," katanya.

"Pastinya jika terkait aksi penculikan anak, kami tidak akan mentolerir karena itu melanggar hukum," pungkasnya.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved