Excavator Jatuh di Bendungan Wariori

Tambang Ilegal Wasirawi Telan Korban Jiwa, Kapolda Papua Barat: Saya Perintah 'Bersihkan' 

"Saya perintahkan Dirkrimsus Polda Papua Barat dan Kapolresta Manokwari agar mendatangi lokasi kejadian untuk didalami," ujar Daniel Silitonga

TribunPapuaBarat.Com/Hans Arnold Kapisa
TAMBANG ILEGAL: Kapolda Papua Barat Irjen Pol Daniel TM Silitonga memberikan keterangan kepada wartawan terkait aktivitas PETI atau tambang ilegal di kampung Wasirawi Distrik Masni, Kabupaten Manokwari,yang kembali menelan korban jiwa.  

TRIBUNPAPUANARAT.COM, MANOKWARI - Kapolda Papua Barat, Irjen Daniel TM Silitonga, memerintahkan jajarannya segera menindaklanjuti aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari

Hal itu tegaskan Daniel Silitonga setelah menerima laporan kecelakaan ekskavator yang menelan korban jiwa lebih dari satu orang di Bendungan Wariori.

Bahkan, ada penemuan mayat pria diduga pekerja tambang ilegal dalam satu pekan kemarin. 

"Peristiwa ini menjadi atensi Polda Papua Barat. Hari ini, saya perintahkan Dirkrimsus Polda dan Kapolresta Manokwari agar mendatangi lokasi kejadian untuk didalami," ujar Daniel Silitonga di markas Polda Papua Barat di Manokwari, Senin (27/2/2023). 

Baca juga: BREAKING NEWS - Excavator Jatuh di Bendungan Wariori Manokwari, 2 Orang Meninggal, 1 Anak Hilang

 

Kapolda mengatakan tambang ilegal Distrik Masni sebenarnya sudah ditertibkan melalui operasi PETI yang digelar Dit Reskrimsus Polda Papua Barat dan Polresta Manokwari.

"Beberapa waktu lalu sudah saya perintahkan agar dibersihkan kegiatan ilegal itu, tapi masih saja dilakukan secara gelap-gelapan," ujar Daniel Silitonga.

Aktivitas tambang ilegal di Papua Barat, ucapnya, menjadi atensi jajaran Polda.

Baca juga: Kronologi dan Daftar Korban Ekskavator Maut Tambang Ilegal Wasirawi Manokwari

Polisi akan terus melakukan pengembangan untuk mengungkap para pelaku yang masih saja beraktivitas secara ilegal di lokasi tersebut. 

"Aktivitas penambangan ilegal di wilayah Papua Barat akan terus menjadi atensi kami selama belum mendapatkan izin resmi dari pemerintah maupun lembaga masyarakat adat setempat," ujar kata Daniel Silitonga. (*). 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved