Penanganan Banjir Sorong Capai Rp 45 M, PUPR Papua Barat Minta Warga Setop Buang Sampah Sembarangan
Menurut Gerson Saiba, kebiasaan membuang sampah sembarangan sebagai satu di antara penyebab utama Kota Sorong langganan banjir saat musim hujan.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Penanganan banjir di Kota Sorong, Papua Barat Daya, menelan biaya Rp 45 miliar.
Anggaran tersebut dihabiskan untuk normalisasi kali, pembangunan talud, dan pengangkatan sedimen kali di beberapa titik di Kota Sorong, seperti Kilo 9 dan Kilo 10.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Papua Barat, Gerson Saiba, berharap warga Kota Sorong meninggalkan kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Aktivitas masyakarat itu dinilai Gerson Saiba sebagai satu di antara penyebab utama Kota Sorong langganan banjir saat musim hujan.
“Kurangnya kesadaran masyarakat seperti membuang sampah sembarangan dan aktivitas penggalian pasir,” kata Gerson Saiba kepada TribunPapuaBarat.com di Manokwari, Rabu (23/5/2023).
Baca juga: PUPR Papua Barat Berharap Pengembangan Situs Aitumeri Teluk Wondama Diluncurkan Wapres Maruf Amin
Ia menjelaskan, saat hujan turun dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama, maka material seperti sampah dan pasir menutup saluran drainase.
Imbasnya, air hujan dan air kali tidak bisa bermuara ke laut sehingga banjir merendam badan jalan dan areal permukiman warga.
Ia mengungkapkan belum lama ini tim pengawas telah meninjau realisasi proyek penanganan banjir Kota Sorong.
“Dari Inspektorat (Papua Barat) dan BPK, juga staf kami di SDA ( PUPR Papua Barat ) sudah turun ke lokasi untuk mengecek pekerjaan," kata Gerson Saiba.
Setelah proyek rampung, ucapnya, kini tinggal menyelesaikan proses pembayaran biaya pekerjaan yang ditaksir mencapai Rp 45 miliar itu.
Baca juga: Paulus Waterpauw Instruksi PUPR Papua Barat Percepat Eksekusi Proyek Strategis di Manokwari
Sebelumnya, Plt Kadis PUPR Papua Barat, Yohanis Momot, menyebut salah satu hulu banjir yaitu di Kali Klagison Kilo 8 Kampung Kokoda, Kota Sorong.
Menurut Yohanis Momot, Kali Klagison berada di area yang cukup rendah sehingga, ketika pasang, air laut memenuhi permukaan kali.
"Pada kondisi itu, otomatis volume kali meningkat, namun tak memiliki jalur bermuara ke laut," kata Yohanis Momot, 24 November 2022.
Akibatnya, ucapnya, air kali yang sudah bercampur air laut, itu meluber dan merendam sejumlah kawasan di sekitarnya.
Mengatasi hal tersebut, menurut Yohanis Momot, solusinya yakni membuat beberapa lokasi pembagian aliran air.
Antisipasi Kerawanan di Sorong, Polda Papua Barat Kirim 100 Brimob |
![]() |
---|
Massa Rusak Rumah Gubernur Papua Barat Daya, Anak-anak Sekolah Panik |
![]() |
---|
Ketua FKUB Papua Barat Sebut Pemuka Agama Pionir di Daerah Terpencil |
![]() |
---|
Temui Menteri Agama, Luksen Jems Mayor Serahkan Noken Aspirasi Masyarakat Papua |
![]() |
---|
3 Anak Perempuan Terseret Arus di Pantai Ompap Sorong, 2 Orang Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.