Ribuan Mahasiswa Papua Terancam Putus Kuliah di Dalam dan Luar Negeri, Begini Respons Staf Presiden
Pada Januari 2023, ada titik baru. Ada 33 penerima Beasiswa Unggul Papua yang seharusnya diberangkatkan ke Amerika tetapi bermasalah
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Sebanyak 3.171 mahasiswa Papua terancam putus kuliah baik di dalam maupun luar negeri.
Hal itu sebagai imbas dari belum cairnya dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
"Masalahnya muncul sejak 2022, setelah ada perubahan UU Otsus yang berefek pada perubahan pengalokasian anggaran," ujar Ketua Tim Koordinator Aliansi Internasional Perhimpunan Mahasiswa Papua di Luar Negeri, Kenan Reba, Minggu (18/6/2023).
Dana Otsus yang sebelumnya diterima provinsi, kini langsung ditransfer ke kabupaten dan kota oleh pemerintah pusat.
Dikatakannya, sejak 2022, Pemerintah Pusat akhirnya membantu Pemprov Papua untuk membenahi masalah tersebut.
Baca juga: Mahasiswa Papua di Jerman Terancam Diusir, Rencana Tidur Pakai Tenda di Taman, Ini Penyebabnya
"Pada Januari 2023, ada titik baru. Ada 33 penerima Beasiswa Unggul Papua yang seharusnya diberangkatkan ke Amerika tetapi bermasalah karena adanya peralihan serta masih harus menyesuaikan data, akhirnya dipulangkan," katanya.
Pada awal 2023, ucap Kenan Reba, BPSDM Provinsi Papua sudah tidak lagi mengurus beasiswa dan dialihkan ke provinsi masing-masing.
"Sejak dipulangkan ke Papua, ada juga mahasiswa Papua yang berada di Jakarta dan mengikuti pertemuan bersama kementerian," ujarnya.
Pada 12 April 2023, ucapnya, Wamendagri memimpin rapat di Kemendagri yang dihadiri enam Plh atau Pj Gubernur dari enam provinsi di Tanah Papua.
Perwakilan orang tua mahasiswa juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Ikatan Mahasiswa Lanny Jaya di Manokwari Desak Pemda Lanny Jaya Bangun Asrama
Rapat itu berakhir dengan empat poin kesepakatan. Satu di antaranya, kata Kenan Reba, tunggakan pada 2022 dibayarkan pemerintah Provinsi Papua.
Poin lainnya, pembiayaan beasiswa pada 2023 dan seterusnya menjadi tanggung jawab keenam pemerintah provinsi di wilayah Tanah Papua.
"Pembiayaan beasiswa pada 2023 dapat dilaksanakan jika pembayaran tunggakan tahun 2022 sudah dibayarkan Pemerintah Provinsi Papua," katanya.
Menurutnya, keenam pemprov itu pun harus melaporkan hasil tindak lanjut kesepakatan kepada Menteri Dalam Negeri.
Baca juga: Mahasiswa asal Papua Ribut dengan Sejumlah Anggota Ormas di Makassar
Respons Stafsus Presiden
Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Billy Mambrasar, meminta perhatian dari pemerintah pusat soaal nasib para mahasiswa itu.
"Saya sudah menyampaikan permasalahan ini dalam Forum Komunikasi Publik Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Mataram agar pemerintah pusat bisa turut andil memberikan perhatian," katanya melalui rilis, Minggu.
Ia mengaku berusaha membantu pemerintah provinsi untuk mencari solusi soal dana otsus untuk beasiswa ini.
Billy juga mendesak agar ada perbaikan tentang akuntabilitas penggunaan dana Otsus Papua.
Baca juga: Mahasiswa Geruduk Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat, Pertanyakan Sengketa Tanah Fakultas
"Tujuannya supaya isu-isu ketidakefektifan dari penggunaan anggaran seperti kasus beasiswa tak dapat terjadi lagi," ujar Billy Mambrasar.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otonomi Khusus Dalam Negeri dan Luar Negeri mendatangi Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura, pada Kamis 15 Juni 2023 lalu.
Mereka mendesak Pemprov Papua untuk tetap mengurus dan membiayai beasiswa otsus Papua bagi anak-anak mereka yang sedang berkuliah di dalam dan luar negeri.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Dana Otsus Belum Dicairkan, Ribuan Mahasiswa Papua Terancam Drop Out dari Kampus dan 3.171 Mahasiswa Papua Terancam Putus Kuliah, Stafsus Presiden Jokowi Angkat Bicara
Kadis PPPA Kaimana Minta Polisi Usut Tuntas Pelaku Buang Bayi di Pantai Air Merah |
![]() |
---|
BREAKING NEWS - Geger, Jenazah Bayi Ditemukan di Pantai Air Merah Kaimana |
![]() |
---|
Luncurkan Buku, Konservasi Indonesia Angkat Kisah Kampung Andamata Fakfak |
![]() |
---|
Hadirkan BP3OKP, Pemkab Kaimana Gelar FGD Tentang RAPPP 2025-2029 |
![]() |
---|
Mohamad Lakotani: Penetapan 8 Agustus Islam Masuk Papua Akhiri Perdebatan Panjang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.