Berita Manokwari
Berikut Enam Dimensi Kota Cerdas yang Diusung Pemerintah Kabupaten Manokwari
basis kota cerdas (smart city) di Kabupaten Manokwari yakni aspek spiritualitas dan budaya.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Bupati Manokwari Hermus Indou menandatangani komitmen implementasi program kota cerdas saat bimbingan teknis tahap IV penyusunan masterplan smart city, di ruang sasana karya kantor Bupati Manokwari, Selasa (17/6/2023).
Ikut dalam teken komitmen tersebut, ada anggota Dewan Smart City Kabupaten Manokwari, Tim Pelaksana Smart City Kabupaten Manokwari, perwakilan setiap OPD, BUMN, bank dan universitas, serta kesembilan kepala distrik di Manokwari.
Menurut Hermus Indou, basis kota cerdas (smart city) di Kabupaten Manokwari yakni aspek spiritualitas dan budaya.
Baca juga: Bupati Freddy Thie Ungkap Impiannya Jadikan Kaimana Smart City, Potensi Wisata Harus Diprioritaskan
Baca juga: Bupati Hermus Indou Komitmen Jadikan Manokwari Sebagai Smart City: Pelayanan Serba Online
Indikator menilai kualitas kota cerdas dilihat dari subjek dan objek pembangunan daerah.
Hermus menyebut, subjek pembangunan yakni pemerintah dan masyarakat. Sementara objek pembangunan kota cerdas yaitu tata kelola pemerintahan.
“Pemerintah cerdas, masyarakat juga harus cerdas. Karena Manokwari sebagai Kota Injil, maka aspek spiritual dan kultur, itu juga menjadi indikator,” jelas Hermus Indou.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bondan Santoso mengungkapkan, ada enam dimensi kota cerdas dengan program unggulan yang sedang disusun Pemda Manokwari.
Di antaranya, dimensi smart governance atau pemerintahan cerdas yang meliputi program pengembangan sistem informasi pelayanan publik berbasis ketunggalan identitas.
Ada juga program pengembangan aplikasi akte kelahiran dan kematian, serta program pengembangan dashboard sistem informasi kependudukan dan capil online.
Bondan mengaku, ada rencana aksi meningkatkan jumlah desa wisata dan potensi wisata alam dalam dimensi smart branding.
“Kalau dimensi smart econom, kegiatannya berupa stabilisasi harga barang dan kebutuhan pokok dan barang penting,” jelas Bondan Santoso.
Dimensi keempat dalam kota cerdas, lanjut dia, yaitu kehidupan yang cerdas aatau smart living, melalui penguatan sistem pelayanan kesehatan rujukan.
Ia mengaku, guna membentuk masyrakat sosial yang cerdas, maka diperlukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman aparatur pemerintah kampung dalam pengelolaan keuangan kampung.
Diperkuat dnegan pengelolaan data siswa tidak mampu (miskin) dan siswa Orang Asli Papua (OAP).
Disebutkannya, kota cerdas juga mengarusutamakan dimensi lingkungan hidup.
Sehingga, Pemda Manokwari dalam rencana aksinya akan berfokus pada penanggulangan bencana melalui pelayanan informasi rawan bencana Kabupaten Manokwari.
Serta, pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana.
“Semua tertuang dalam Buku 2 Masterplan Smart City,” pungkas Kadis Kominfo Manokwari Bondan Santoso.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.