Pilkada Fakfak 2024
Dahlan Namudat Sebut Untung Tamsil Punya Basis Kuat di Kalangan Tenaga Honorer
Ia bahkan secara rinci membagi karakteristik pemilih pada Pilbup 2024 dalam tiga kluster
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Dalam menerawang kontestasi Pemilihan Bupati (Pilbup) Fakfak 2024, pengamat politik Fakfak Dahlan Namudat menyebutkan Untung Tamsil memiliki basis dukungan dari tenaga honorer.
"Saat ini kita sudah masuk tahun politik 2024, kalau saya membaca situasi memang belakangan ini Bapak Bupati Untung Tamsil masih menguasai rasa pemilih kita," kaya Dahlan saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com, Rabu (3/1/2023).
Dahlan mengemukakan orang nomor satu di Fakfak Papua Barat tersebut, mempunyai kekuatan atau basis dukungan dari para pemilih yang latar belakangnya tenaga honorer.
Baca juga: Golkar Rekomendasikan Samaun Dahlan, Untung Tamsil: Itu Hak Demokrasi, Mari Bersaing Sehat
Baca juga: Untung Tamsil Tegaskan Tetap Maju Bersama Yohana Hindom di Pilbup Fakfak 2024
"Kita tidak bisa menutup mata, bahwa pada masa kepemimpinan beliau (Untung Tamsil) tenaga honorer tentu sangat diperhatikan dan berjumlah banyak," ujarnya.
Artinya, masyarakat akan berpikir apabila Untung Tamsil tidak terpilih pada 2024, lantas bagaimana nasib dari ratusan tenaga honorer di Pemkab Fakfak.
"Untuk itu, pada Pilbup 2024 nanti, para tenaga honorer yang secara emosional mempunyai keterikatan dengan kebijakan Bupati Untung Tamsil akan cenderung memilih beliau kembali dua periode," katanya.
Ia juga mengingatkan agar tidak menyepelekan tenaga honorer.
Sebab, para pekerja honorer ini bukan individual semata.
"Tetapi pasti ada ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya yang juga tentu bukan tidak mungkin cenderung memilih Untung Tamsil pada Pilbup 2024," ucapnya.
Ia bahkan secara rinci membagi karakteristik pemilih pada Pilbup 2024 dalam tiga kluster.
"Saya lihat masyarakat Fakfak dalam menentukan pilihan politiknya terbagi dalam 3 kluster yakni kluster atas, menengah dan bawah," rincinya.
"Dari presentase 100 persen, kluster atas punya porsi 20 persen, menengah 30 persen dan bawah 50 persen," sebut Dahlan Namudat.
Kluster atas yang dimaksud Dahlan, ialah kelompok pemilih elit yang punya kriteria dan cara pandang menentukan pilihan politiknya secara lebih kritis dan rasional (memilah baru memilih).
"Kelompok yang masuk kluster atas ini misalnya pengusaha besar, hingga elit-elit politik," tandasnya.
Sementara itu dikatakan Dahlan, untuk kluster menengah dengan presentase 30 persen ini biasanya mereka punya kondisi ekonomi di bawah standar, tetapi berasosiasi dengan ASN yang sifatnya ketergantungan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.