Berita Manokwari

Penanganan Stunting di Manokwari Dilakukan Secara Terpadu dan Satu Data

Artinya data anak terkena stunting yang ada di daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari sama dengan data yang dimiliki Pemerintah Pusat.

Tribunpapuabarat.com//Kresensia Kurniawati Mala Pasa
STUNTING MANOKWARI – Ketua TP-PKK Manokwari Febelina Indou saat diwawancarai, di sasana karya kantor Bupati Manokwari, Selasa (9/1/2024). Ia mengaku, penanganan stunting di Manokwari membutuhkan kerja sama lintas pihak dengan satu data. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat berikhtiar melanjutkan program penanganan stunting pada 2024, tapi dengan cara yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Stunting merupakan kasus gagal tumbuh kembang pada anak yang disebabkan kurang gizi kronis.

Bupati Manokwari Hermus Indou mengatakan, upaya penurunan stunting akan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan lintas pihak.

Baca juga: Dinas Peternakan Papua Barat Gandeng DWP Unipa Kampanye Turunkan Stunting dengan Telur dan Susu

Baca juga: Ini Harapan BKKBN Papua Barat Usai Sosialisasikan Stunting di Hadapan Mahasiswa UNIPA

Untuk melegitimasinya, ia mengaku akan mengeluarkan Peraturan Bupati Manokwari yang mengamanatkan lintas pihak ikut andil dalam program penurunan angka stunting di Kabupaten Manokwari.

“Penanganan stunting di Kabupaten Manokwari itu sebagai isu pembangunan nasional tetapi juga isu pembangunan daerah. Ini kita pastikan harus bisa kita tuntaskan di tahun ini,” ungkap Hermus Indou diwawancarai media, Rabu (10/1/2024).

Ketua TP-PKK Kabupaten Manokwari Febelina Indou menambahkan, penanganan stunting akan lebih efisien jika menerapkan satu data.

Artinya data anak terkena stunting yang ada di daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari sama dengan data yang dimiliki Pemerintah Pusat.

Ia menyebut, data stunting diperoleh dari garda terdepan penanganan stunting yakni para ahli gizi di 15 puskesmas se-Manokwari maupun para kader posyandu.

Lantaran, para tenaga kesehatan itulah yang langsung melakukan pengukuran tinggi dan penimbangan berat badan anak terindikasi stunting.

Menurut Febelina Indou, data yang valid membantu penanganan stunting yang tepat sasaran.

Seperti diketahui, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis awal tahun 2023 melaporkan, angka prevalensi stunting Kabupaten Manokwati sebesar 36,6 persen atau mengalami kenaikan sebesar 9,7 persen dari tahun sebelumnya.

Data secara nasional mencatat ada 600 anak stunting di Kabupaten Manokwari, tetapi setelah divalidasi oleh para tenaga kesehatan dengan pengukuran ulang di 15 puskesmas, diketahui hanya ada 135 anak yang tergolong stunting kronis di Manokwari.

Kemudian, tersisa 133 anak yang diintervensi gizi oleh satuan tugas penanganan stunting Kabupaten Manokwari sepanjang tahun 2023.

“Namun data-data yang ke (Pemerintah) Pusat ini yang kita harapkan ya harus ada kerja sama, supaya satu pintu dan informasinya valid seperti itu,” jelas Febelina Indou.

Ia mengungkapkan, penanganan stunting di Manokwari menerapkan intervensi gizi selama 90 hari berupa pemberian makanan tambahan (PMT) dengan menu B2SA atau pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved